Krama Bali yang terhormat,

Definisi mengenai berita cukup banyak jumlahnya. Ada mengatakan kejadian, ada mengatakan data dan informasi yang telah diolah dan sebagainya. Tulisan ini mengutip pengertian berita yang umum yakni informasi baru yang menarik perhatian, menggugah rasa ingin tahu, dan menambah pengetahuan pembaca.

Untuk memenuhi kriteria tersebut, sebuah berita diwajibkan memenuhi unsur 5W + 1 H, yaitu unsur what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa) dan how (bagaimana). Artinya, sebuah berita harus jelas mengenai apa, dimana, siapa subjek atau objeknya, kapan, mengapa dan bagaimana.

Pertanyannya kemudian, apakah dengan terpenuhinya unsur 5 w + 1 H sebuah berita dapat dikatakan baik? Tidak! Sama sekali tidak. Berita di beberapa media massa swasta telah memenuhi 5W + 1 H, tetapi tidak diterima sebagai berita yang baik oleh pembacanya. Pembaca pun jadi kecewa, marah, bahkan protes dengan menggunakan Hak Jawab.

Berbeda dengan itu, media massa pemerintah seperti LKBN Antara, LPP RRI dan LPP TVRI memiliki kriteria plus mengenai berita. Kriteria plus itu ditujukan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan pengetahuan, terdiri dari unsur 3 E + 1 N, yakni enlightmen (mencerahkan), empowerment (memberdayakan), education (mendidik) dan nationality (menjaga persatuan dan kesatuan). Pemenuhan unsur-unsur ini membuat berita-berita media massa pemerintah lebih dapat dipercaya. Prinsip cover both side, independen, akurat, dan tidak mengandung itikad buruk (Kode Etik Jurnalistik Pasal 1) menjadi syarat dan perhatian sungguh-sungguh media massa pemerintah.

Ini artinya apa. Artinya adalah, jika ingin membuat berita yang baik dan terpercaya, janganlah hanya memenuhi unsur 5W + 1H. Buatlah berita yang memenuhi unsur 5W + 1H plus 3E + 1N. Okay.

Berita 5W + 1 H plus 3E + 1N mungkin terkesan datar-datar saja. Namun informasi yang disampaikan pasti lebih bertanggungjawab sehingga lebih layak dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan. Ingat, informasi menjadi jendela keberhasilan pengambilan kebijakan dan keputusan. Ssalah memilih informasi, maka salah pula dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Demikian sebaliknya, jika informasinya baik, maka keputusan dan kebijakan yang dihasilkan akan baik.

Untuk itu, mari jangan mudah percaya pada berita yang hanya memenuhi unsur 5 W + 1 H. Tetapi percayalah pada berita dengan 5W + 1H plus 3E + 1 N. Simak dan kritisi setiap berita dahulu sebelum mengadopsi apalagi menyikapinya dalam tindakan.

Ditulis oleh : I Dewa Rai Anom

Salam The Great Spirit of Bali.