Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Syarifuddin menegaskan jika maraknya bentrok yang berujung kekerasan belakangan ini lantaran masyarakat mudah tersulut emosinya. Parahnya, kata Lukman, luapan emosi itu ditumpaehkan hanya gara-gara persoalan sepele. Ia pun meminta Polri sigap dengan situasi semacam itu.

“Saya pikir begini, sekarang itu masyarakat kita lebih eksplosif, lebih mudah meledak, lebih mudah tersulut emosinya hanya karena persoalan-persoalan yang sangat sepele. Oleh karenanya, menurut hemat saya, polri sebagai pengayom dan pelindung harus hadir di tengah-tengah masyarakat, khusunya dalam kondisi-kondisi seperti tadi itu,” kata Lukman di Denpasar, Bali,Selasa 8 Mei 2012.

Jika kondisi itu dibiarkan, Lukman meyakinkan hal itu yang membuat masyarakat main hakim sendiri, terutama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, Lukman menyakini masyarakat akan mengedepankan pendekatan kekerasan dalam menyelesaikan masalahnya itu.

“Kalau dibiarkan atau terjadi pembiaran, itu artinya langsung atau tidak langsung menyebabkan masyarkaat main hakim sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Masyarakat ketika main hakim sendiri itu menggunakan cara-cara kekerasan,” tegas Lukman.

Jika hal itu terus terjadi, Lukman menilai sangat berbahaya bagi keutuhan hidup bersama dalam bingkai keragaman. “Ini yang menurut saya konflik horizontal menjadi tak terhindarkan dan berbahaya bagi keutuhan kita. Jadi, polri sebagai alat negara yang mendapat tanggung jawab sebagai pengayom dan pelindung masyarakat sekaligus penegak hukum itu harus hadir,” katanya.

Kesigapan Polri dalam mengantisipasi hal-hal semacam itu menjadi penting. Sebabnya, bukan tak mungkin kehadira polisi yang lambat dan dalam jumlah tak sebanding dengan massa membuat mereka tak mampu mengedalikan keadaan dan terkesan membiarkan kekerasan terjadi.

“Dalam situasi yang terjadi seperti kasus Solo misalnya, memang ada polisi. Tapi karena keterbatasan jumlah mereka dibanding massa yang banyak itu, lalu mereka tidak mampu mengendalikan, sehingga mereka tidak melakukan pencegahan apapun,” imbuh Lukman. BOB-MB