Denpasar (Metrobali.com)-

Pancasila kini seperti kehilangan implementasi. Bahkan menghafal sila demi sila, yang ada dalam Pancasila pun nyaris tidak semua orang bisa hafal. Nah, seorang yang pernah dekat dengan Bung Karno, sebagai penggali Pancasila, kini merasa sedih dan prihatin dengan kondisi ini.

Adalah, Ni Luh Putu Sugianitri, orang dekat Bung Karno (ajudan pengantar makanan ) ini sangat prihatin dan sedih melihat fenomena sekarang yang mana banyak orang sudah ‘lupa’ akan Pancasila. “ Pancasila dimana Bung Karno sebagai penggalinya yang sarat dengan kehidupan dasar kita berbangsa dan bernegara, nyatanya sekarang ini sudah banyak dilupakan, ” keluhnya di rumahnya Jl. Drupadi 99 Denpasar.

Terbuktii adalah dengan maraknya kerusuhan antar kelompok, desa, kekerasan yang mengatasnamakan golongan, bahkan membawa nama agama, adalah sebagian dari hilangnnya esensi Pancasila. Terlebih para intelektual, pemimpin yang ternyata tidak mampu memberikan suri tauladan yang baik bagi masyarakat. “ Ya, antaranya dari terjadinya banyak korupsi yang begitu menggurita ini, dari kalangan atas, bahkan sekarang ini terlihat para koruptor tidak lagi punya malu,” tukasnya.

Nah, budaya -budaya yang seperti inilah yang menggerogoti bangsa dan negara Indonesia tercinta, yang mana Pancasila sebagai dasar negara sudah mengalamai degradasi yang parah. Dijamannya, selagi masih muda, rasanya setiap orang saat itu merasakan kepriotistisme yang begitu tinggi , kebersamaan yang besar, toleransi yang luas kepada siapapun, yang adalah semuanya itu tercakup dalam tujuan Pancasila. “ Saya sedih dan prihatin melihat kondisi sekarang, seperti berbagai kemelut antar kita satu bangsa, yang artinya kita lupa dan tidak lagi menggunakan Pancasila sebenar -benarnya, “ungkapnya.

Ni Luh Putu Sugianitri, saat menjadi polwan, yang kemudian bertugas sebagai ajudan khusus pengantar makanan Bung Karno di era presiden pertama RI ini jelang jatuh dari pucuk kepimpinannya ( 1965). Kini kegiatan ibu yang masih energik ini lebih banyak meluangkan waktunya melakukan kegiatan keagamaan seperti tirtayatra, senam bersama ibu -ibu lansia, dan lainnya.

Seperti baru -baru ini ikut dalam lomba paduan suara di HUT lansia nasional yang dibuka oleh gubernur Bali di DPRD Bali belum lama ini. “ lalu, akankah kita benar telah kehilangan makna, terlebih implementasi Pancasila ? Mestinya tidak. Generasi penerus kita mesti harus bisa membangun kembali jiwa dan semangat Pancasila kedepannya. Pancasila harus tetap jaya, ” siratnya dengan tegar. HPMB