Foto: Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) berkomitmen meningkatkan daya saing Kota Denpasar sebagai Kota Metropolitan, Kota Internasional dan Ibukota Provinsi Bali.

Sayangnya memang sejauh ini daya saing Kota Denpasar masih tergolong masih rendah dibandingkan beberapa kota lainnya di Indonesia pada berbagai aspek salah satunya pada aspek daya saing digital.

Padahal Kota Denpasar mencanangkan diri sebagai Smart City (Kota Cerdas) yang juga menekankan pada aspek digitalisasi pelayanan publik dan juga ekonomi digital.

“Dari data dan laporan yang kami baca, daya saing digital Kota Denpasar masih tergolong rendah. Ini menjadi perhatian serius kami dengan mengusung konsep smart city berdaya saing dan terintegrasi,” kata Calon Walikota Denpasar nomor urut 2, Gede Ngurah Ambara Putra, Selasa (1/12/2020).

Data dan laporan yang dimaksud Ambara yakni merujuk pada hasil pemetaan daya saing digital Indonesia melalui East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2020 menunjukkan bahwa secara umum daya saing digital daerah di Indonesia masih terbilang rendah. Artinya, daerah/kota di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital, termasuk pula di Kota Denpasar.

Riset ini memaparkan daya saing digital 34 Provinsi dan 157 Kabupaten/Kota di Indonesia, termasuk Provinsi Bali dan Kota Denpasar. Riset ini juga mengulas peluang dan tantangan mengenai perkembangan ekonomi digital di daerah di Indonesia.

EV-DCI atau Indeks Daya Saing Digital ini mengukur kondisi ekonomi di wilayah Indonesia berdasarkan tiga aspek. Ketiganya adalah aspek input yang mencakup sejumlah pilar utama yang mendukung terciptanya ekonomi digital, aspek output yang menggambarkan sejumlah pilar terkait ekonomi digital yang dihasilkan, serta aspek penunjang yang mendukung secara tidak langsung pengembangan ekonomi digital.

Denpasar Peringkat 23, Dikalahkan Kota-Kota Ini

Ambara lantas mengutip laporan yang menggambarkan posisi indeks daya saing digital Provinsi Bali dan Kota Denpasar. Pada level provinsi indeks daya saing digital Provinsi Bali menempati posisi 7 dengan skor 40,6. Dari keseluruhan provinsi, DKI Jakarta memiliki daya saing yang paling tinggi dengan skor 79,7.

Posisi Bali jadinya di bawah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten dan Jawa Tengah. Posisi Bali sedikit lebih baik dari Kalimantan Timur di posisi 8 dengan skor 37,9.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, indeks daya saing digital Kota Denpasar berada di peringkat 23 dengan skor 43. Peringkat Kota Denpasar berada di bawah kota-kota seperti Madiun (13), Balikpapan (14), Pekanbaru (17). Bahkan Kota Bandarlampung lebih baik di posisi 19 dengan skor 43,1.

Kendati demikian, Kota Denpasar menjadi kota di wilayah Bali-Nusra dengan skor EV-DCI tertinggi, yaitu 43,0. Dalam riset ini disebutkan Kota Denpasar juga menjadi pusat bisnis provinsi Bali dan masuk ke dalam rencana pemerintah sebagai kota metropolitan baru.

Namun, rencana tersebut belum didukung dengan input digital yang memadai, seperti pilar penggunaan ICT yang masih rendah, sebesar 38,4. SDM yang ada belum berkemampuan digital, terlihat dari skor pilar ini sebesar 7,8. Input yang masih rendah berdampak pada perekonomian bidang digital yang masih rendah, yaitu 53,4. Selain itu, kewirausahaan bidang digital juga masih minim dengan skor 33,2.

Meskipun begitu, infrastruktur di kota ini sebenarnya sudah cukup baik dengan skor 76,3. Pilar keuangan di Denpasar sebesar 46,5 merupakan yang tertinggi ke-4 di tingkat nasional.

“Data-data, angka dan analisis dalam indeks daya saing digital Kota Denpasar ini tentu menjadi perhatian dan pegangan kami Paslon Amerta dalam menggenjot daya saing digital Kota Denpasar jika kami dipercaya memimpin kota ini ke depannya,” kata Ngurah Ambara sembari menjelaskan bahwa Amerta berkomitmen menghadirkan perubahan dan pembaharuan di Kota Denpasar yang selama ini laju kemajuannya terkesan lambat.

“Amerta komitmen menghadirkan perubahan dan pembaharuan di Kota Denpasar. Denpasar sebagai Ibukota Bali agar jadi Kota Internasional tidak boleh tertinggal seperti sekarang. Coba kita ke Kota Banyuwangi, Malang, Surabaya , Madiun pasti beda dan jauh lebih maju,” tegas Ngurah Ambara.

Bagi Amerta, daya saing digital ini penting sebab kaitannya dengan seberapa kuat ekosistem ekonomi digital Kota Denpasar yang akan berimplikasi pada peningkatan perekonomian, PAD (Pendapatan Asli Daerah), dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami Paslon Amerta ingin menggenjot ekonomi digital di Kota Denpasar dibarengi dengan penyiapan SMS atau talenta digital untuk meningkatkan daya saing digital kita dan mewujudkan smart city dengan digitalisasi terintegrasi dan berdaya saing,” tegas Ngurah Ambara.

Smart City Digital Terintegrasi dan Berdaya Saing

Untuk diketahui visi Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta) yakni Membangun Denpasar yang Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah) Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana.

Visi ini ditunjang dua misi utama. Pertama , mewujudkan masyarakat Denpasar yang berbudaya, adil, inovatif dan sejahtera. Kedua, mewujudkan Denpasar sebagai salah satu Smart City berdaya saing di Indonesia.

Amerta menegaskan bagaimana smart city tidak hanya bisa sensitif dan memberikan respon cepat dari birokrasi tapi bagaimana pengelolaan smart city juga mampu memberikan data sosial, ekonomi, kesehatan yang perlu terus ditingkatkan.

Bagi Amerta smart city juga harus mampu menghadirkan satu data base (basis data) terintegrasi di Kota Denpasar. Misalnya mulai dari data kependudukan hingga kaitannya dengan data masyarakat yang berhak menerima berbagai bantuan dan stimulus pemerintah seperti halnya dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

“Dengan database ini sehingga dalam hal memberikan bantuan, baik itu BLT, BST ataupun yang lainnya mudah, tidak akan tumpang tindih karena semua sudah terintegrasi,” kata Ngurah Ambara.

“Begitu juga dengan bantuan UMKM, bagaimana kita bisa memonitor, mengevaluasi ataupun memberikan apresiasi baik itu bantuan stimulus usaha, kredit atau apapun. Itu yang saya lihat untuk ditingkatkan lagi untuk Kota Denpasar,” sambung Ngurah Ambara.

Bagi Ngurah Ambara birokrasi yang berdaya dan smart city melalui digitalisasi terintegrasi akan mampu meningkatkan daya saing daerah. “Harapannya selain indeks daya saing digital, indeks daya saing daerah di Kota Denpasar juga bisa meningkat,” pungkas Ngurah Ambara. (ian)