Denpasar (Metrobali.com)-

Ribuan masyarakat dari seluruh penjuru Kota dimalam pengrupukan memenuhi areal Patung Catur Muka Denpasar.  Guna menyaksikan jalannya Parada Ogoh-Ogoh dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Hindu Saka 1934. Namun pengamanan kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, puluhan personil dari berbagai satuan keamanan dengan bersenjata lengkap melakukan penjagaan ekstra ketat, Kamis (22/3).  

Tepat pada pukul 4 (empat ) sore diawali dengan laporan oleh ketua panitia Nyoman Astita yang dilanjutkan kemudian dengan penyalaan api obor tanda dimulainya Parada oleh Walikota Denpasar IB Rai D. Mantra ditemani Wawali Jaya Negara, Wakapolda Untung Yoga, Kapolresta Wayan Suartana, Danrem Letkol Leonard dan Sekda Rai Iswara. 20 ogoh-ogoh yang sudah terpilih, secara bergiliran bergerak mengitari empat penjuru mata angin atau catus pata di areal Patung Catur Muka. Dan masing-masing kelompok STT oleh panitia diberi waktu sekitar 15 menit untuk beratraksi menunjukkan kebolehannya.

Dalam parada  tersebut STT Ria Remaja Jaya Kusuma Banjar Geladag Pedungan Densel tampil sebagai yang pertama. Dengan ogoh-ogoh yang diberi nama Catur Muka, kelompok ini bergerak dari arah Selatan begitu semangat dan atraktif namun tidak berlebihan. Disusul kemudian STT Eka Prayojana Banjar Kepisah Sumerta Dentim dengan ogoh-ogoh Sang Kala Tiga dari arah Timur, STT Banjar Merta Rauh Pagan dengan ogoh-ogoh Warahara Awatara dari arah Utara, STT Ganapati Banjar Gemeh dengan ogoh-ogoh Ganapati Duta dari arah Barat begitu seterusnya dengan ogoh-ogoh yang lain.

Yang menarik dari parada ini selain kemeriahan suasana adalah jenis dan bentuk ogoh-ogoh yang makin sempurna dan beragam yang semuanya memiliki arti dan makna tersendiri. Seperti bentuk raksasa ataupun celuluk yang lebih banyak digambarkan sebagai sosok yang jahat, Narasinga maupun Catur Muka yang digambarkan sebagai sosok yang baik perwujudan dari awatara Siwa serta bentuk-bentuk menarik lainnya. Berbagai bentuk dan perwujudan tersebut menurut Astita merupakan gambaran dari isi dunia dimana unsur baik dan buruk tentu akan selalu ada.

Maka dari itu melalui momen Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan besok diharapkan umat manusia akan mampu mengintrospeksi diri dan bercermin dari apa yang telah diperbuatnya untuk kemudian bangkit kearah yang lebih baik menuju “Jagad Yang Santhi”.

Dikatakan pula, usai ke 20 ogoh-ogoh ini berparada akan dilanjutkan dengan ogoh-ogoh lainnya dari seluruh penjuru Kota yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 400 jenis ogoh-ogoh. Parada ogogh-ogoh kemarin sedikit diselingi oleh insiden kecil dimana seorang yang mengatakan dirinya berprofesi sebagai tukang pijat melintas menuntun sepedanya di depan kursi undangan. Tak ayal pihak keamanan yang sudah siaga sebelumnya langsung menangkap serta mengintrograsi yang bersangkutan, setelah dipastikan aman yang bersangkutanpun diperbolehkan pergi. SDN-MB