Foto: Sejumlah peserta eSport usai bertanding dalam kompetisi Bali Mobile LAgends Community yang digelar LAzone beberapa waktu lalu.

Denpasar (Metrobali.com)-

Olahraga esport kini makin mendapatkan tempat di kalangan milenial di Denpasar. Sejumlah klub olahraga online ini juga makin besar di Denpasar, seperti misalnya Bali Mobile LAgends Comunity atau LAzone Bali dan sejumlah klub lainnya.

Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Denpasar Putu Yuliartha mengatakan esport punya potensi besar di masa depan, terlebih sudah lama olahraga dengan skill mengolah jari dan strategi ini digandrungi anak-anak muda di Denpasar.

“Olahraga ini punya peluang untuk terus berkembang. Makanya kami juga begandengan tanggan dengan berbagai komunitas untuk menggelar berbagai turnamen e-sport,” katanya Minggu (19/7/2020).

Yuliartha mengungkapkan di masa pandemi COVID-19 ini juga banyak diadakan turnamen kecil-kecilan di berbagai komunitas.  Dalam setiap turnamen jumlah peserta bisa mencapai 200 orang. Dan tren peningkatan jumlah peserta turnamen e-sport terus meningkat dari tahun ke tahun.

Banyaknya atlet asal Bali yang jadi pemain profesional dan mendapat gaji menjadi inspirasi banyak anak muda. Dan potensi itulah yang akan terus didorong mengingat Bali memiliki keunggulan dengan dunia kreatif ini.

Pengamat ekonomi Bali Putu Krisna Adwitya Sanjaya mengatakan peluang dunia e-sport masuk dalam pilihan pekerjaan cukup menjanjikan. Terlebih perkembangannya kini sangat massif, dan ditunjang dengan program industri kreatif yang sedang digencarkan pemerintah.

“Dunia esport sendiri di Indonesia sebetulnya sudah lama, sejak tahun 2000-an awal sudah ada, kemudian kemarin dipertandingkan di Asean Games dan Sea Games,” katanya.

Di SEA Games kemarin, ada enam jenis game yang dipertandingkan, yakni Mobile Legends, Dota 2, Arena of Valor (AoV), Tekken 7, Starcraft 2, dan Heartstone.

Perkembangan dunia digital yang makin gencar memudahkan generasi milenial mengaksesnya, ditambah perusahaan berplatform penyedia game juga makin banyak.

“Indonesia adalah pangsa pasar yang besar untuk olahraga e-sport. Berkembangnya industri kreatif akan semakin mendukung olahraga ini dengan segala potensi ekonominya,” urai  dosen ekonomi bisnis di salah satu kampus di Bali ini.

Beberapa gamer Bali yang tergabung dalam Mobile LAgends Comunity bisa mendapatkan gaji besar setiap bulannya. Dwi Mentari Putri bercerita berkat kontrak dari game.ly (platform live streaming untuk game) sebulan dia dikontrak Rp 5 juta dan angkanya terus bertambah.

“Jika serius dan gigih, kita bisa menjadikan e-sport sebagai sumber penghasilan. Kuncinya terus bekerja keras dan menambah jam terbang agar skillnya makin teruji,” tutur perempuan yang biasa disapa Aeydmp yang pernah jadi caster di kompetisi Kill the LAst Competition Mobile LAgends yang digelar LAzone Bali. (dan)