Denpasar (Metrobali.com)-

Berbagai elemen mahasiswa di Bali yang menamakan diri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi dan HAM (ARDHAM) menggelar aksi demonstrasi melalui Panggung Demokrasi menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

“Dalam aksi yang kami namakan Panggung Demokrasi ini, kami menekankan pada aksi damai berupa orasi dan pernyataan sikap yang pada intinya meminta pecabutan kenaikan harga BBM,” kata Sindhu, perwakilan ARDHAM di sela-sela aksi tersebut di depan kampus Universitas Udayana Denpasar, Selasa (25/6).

Elemen mahasiswa yang tergabung dalam ARDHAM diantaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana, BEM Universitas Hindu Indonesia, GMNI Denpasar, GMKI Denpasar, PMKRI Denpasar, LMND Denpasar, dan PPMI DK Bali.

“Kami melihat pendistribusian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) bukan suatu solusi yang dapat menyejahterakan rakyat sebagai dampak kenaikan BBM,” ujar aktivis GMNI Denpasar itu.

Sindhu memandang pembagian BLSM juga masih terdapat penyimpangan dan tidak merata.

“Tidak sedikit masyarakat yang benar-benar miskin malah tidak mendapatkan BLSM,” ujarnya.

Oleh karena itu, ARDHAM meminta pemerintah untuk mencabut kenaikan harga BBM dan juga kebijakan BLSM.

“Kami juga menuntut penurunan harga sembako, pencabutan UU Migas serta nasionalisasi perusahaan asing yang berkaitan dengan migas, serta menindak tegas penyelundup BBM,” ucapnya.

Ia menambahkan, yang tidak kalah penting bahwa pemerintah harus meningkatkan sarana dan prasarana transportasi umum serta menyosialisasikan secara luas. “Kami pun secara tegas menolak kebijakan subsidi untuk PT Lapindo Brantas,” ujarnya.

Sekitar 30-a0 mahasiswa yang menggelar Panggung Demokrasi itu, selain menyampaikan orasi juga mengumandangkan lagu-lagu perjuangan para aktivis.

Aksi berjalan dengan tertib di trotoar depan kampus di Jalan Sudirman Denpasar yang tak pernah sepi dari lalu-lalang kendaraan bermotor itu. INT-MB