Denpasar (Metrobali.com)-

Para mahasiswa dari Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana menolak pembongkaran gedung tua di komplek kampus setempat karena dianggap warisan sejarah yang dulu diresmikan langsung oleh Presiden Soekarno.

“Kami menolak kalau gedung ini dibongkar oleh pihak kampus,” kata Arga, juru bicara mahasiswa Arkeologi Unud, di Denpasar, Jumat (30/8).

Penolakan mereka terhadap rencana pembongkaran itu terlihat dari sejumlah tulisan yang ditempel pada beberapa bangunan yang hendak dibongkar di Jalan Pulau Nias, Denpasar.

Tulisan yang tertempel itu diantaranya berbunyi “hidup atau mati, bongkar atau mati”. Tulisan lain bernada penolakan juga terlihat tertempel pada sejumlah sudut fakultas tersebut.

Gedung kuno yang hendak dibongkar terdiri dari tiga ruangan yang cukup luas. Bangunan gedung ini terlihat sudah sangat kuno dan identik dengan arsitektur zaman Belanda.

Berdasarkan informasi dari para mahasiswa, direncanakan gedung kuno akan dibongkar dan dibangun gedung lantai tiga untuk lantai satu akan digunakan sebagai basement, lantai dua sebagai UKM dan lantai tiga tempat teater.

“Bangunan ini adalah bangunan bersejarah yang langsung diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1958 dan merupakan bangunan pertama kali di kampus Unud, sekaligus menjadi cikal-bakal kampus Unud sampai sekarang ini,” ucapnya.

Menurut Arga, gedung itu pula yang masih tersisa dari beberapa gedung yang paling lama berdiri di kampus tersebut.

Pihaknya menawarkan beberapa solusi mengenai rencana pembongkaran tersebut. Pertama tidak membongkar gedung itu dan biarkan para ahli untuk memugarnya, setelah dipugar bangunan ini akan menjadi sebuah museum pendirian fakultas sastra dan budaya.

“Solusi yang termudah, berikan kami waktu untuk memberikan penghormatan dan mengenang jasa para pendahulu kami sampai pada Oktober 2013 dalam acara pekan budaya,” katanya.

Para mahasiswa akan membuat pameran sebagai bentuk penghormatan terakhir gedung yang merupakan saksi bisu 55 tahun berdirinya Fakultas Sastra dan Budaya Unud.

“Pemugaran gedung itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena diperlukan ahlinya. Inilah yang disebut pemugaran, bukan pembongkaran yang dapat dilakukan sembarang orang,” katanya. AN-MB