OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Denpasar (Metrobali.com)-

Made Sutirta, caleg DPRD Provinsi Bali dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusung semangat kebersamaan sebagai slogan kampanyenya di Pulau Dewata.

Made Sutirta, putra asli Bali yang beragama Hindu, mengatakan di Gianyar, Bali, Jumat (4/4), bahwa dirinya bergabung dengan PKS yang berbasis Islam karena ingin membuktikan kebersamaan bisa terjalin dengan harmonis di Indonesia, meskipun berbeda suku, agama dan ras.

“Kita telah sepakat bahwa Indonesia adalah republik dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu, tidak ada negara Islam, tidak ada negara Hindu,” kata Made Sutirta.

Sutirta ingin mengembalikan jati diri masyarakat Indonesia, khususnya Bali, untuk kembali pada Pancasila dan menjalankan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

“Kebersamaan yang tercantum dalam Bhinneka Tunggal Ika bukan isu usang, justru saat ini kita harus kembali menegakkannya karena sudah semakin luntur,” kata dia.

Awal bergabungnya Made Sutirta ke PKS karena ditawari oleh teman lamanya, Ngakan Made Rai yang juga caleg PKS untuk DPRD Dapil I Gianyar.

“Ini kedua kalinya saya jadi caleg,” kata dia.

Di zaman Orde Baru lalu, Sutirta juga telah menjajal menjadi caleg dari Partai Demokrasi Indonesia (Kini PDIP), namun gagal.

Terkait pencitraan yang dilakukan PKS dengan menggandeng caleg yang beragama selain Islam, Sutirta mengatakan itu adalah positif karena ingin membuktikan partai Islam di Indonesia tidak eksklusif.

Meskipun demikian, Sutirta mengakui sosialisasi program kampanyenya di Bali memang sulit karena dirinya caleg dari partai Islam. Oleh karena itu, ia melakukan pendekatan secara kultural dengan mengadakan pentas kesenian maupun acara kumpul warga.

“Intinya Bhinneka Tunggal Ika, itu saja yang dipakai,” kata dia.

Selain Made Sutirta ada tiga caleg PKS beragama Hindu, yakni Komang Giri (DPRD Dapil II Belahbatu), Ngakan Made Rai (DPRD Dapil I Gianyar), dan Ni Nyoman Ayu Yudiani (DPRD Dapil II Belahbatu-Tapak Siring).

Presiden PKS Anis Matta mengatakan target dari bergabungnya caleg-caleg beragama Hindu tersebut untuk menunjukkan keinginan PKS memimpin Indonesia.

“Bahwa PKS milik bangsa Indonesia, bukan cuma Islam, dengan seluruh agama, seluruh budaya dan nilai-nilainya,” kata dia.

Pada Pemilu Legislatif 2009, PKS wilayah Bali memperoleh dua kursi di DPRD Denpasar dan masing-masing satu kursi di DPRD Karangasem dan Jembrana.

PKS menargetkan satu kursi di DPR Provinsi Bali dengan dukungan dari caleg-caleg beragama Hindu tersebut di Pemilu 9 April mendatang. AN-MB