Foto: Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., (tengah) yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan.

Klungkung (Metrobali.com)-

DPRD Bali bersama Pemprov Bali sedang menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Inisiatif DPRD Bali tentang Sistem Pertanian Organik.

Diyakini sistem pertanian organik ini akan mempercepat kesejahteraan pertani. Selain juga yang terpenting mendukung upaya menjadi Bali Clean and Green dan sebagai Pulau Organik.

Tokoh masyarakat Nusa Penida I Made Satria S.H., yang juga caleg terpilih DPRD Klungkung dapil Nusa Penida dari PDI Perjuangan hasil Pileg 2019 ini mendukung penuh keberadaan payung hukum dan kebijakan terkait sistem pertanian organik ini.

Diharapkan ke depan ada kawasan-kawasan yang bisa menjadi percontohan penerapan sistem pertanian organik ini. Bahkan salah satunya diharapkan terwujud di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

“Kami harapkan Nusa Penida bisa jadi percontohan kawasan pertanian organik plus hidroponik,” kata Made Satria ditemui di sela-sela simakrama bersama warga di Klungkung, Senin (20/5/2019).

Kenapa kawasan pertanian organik plus hidroponik? Made Satria yang dipastikan lolos ke DPRD Klungkung dengan perolehan suara 3.946 pada Pileg 2019 ini menjelaskan sektor pariwisata tengah menjadi primadona baru untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Nusa Penida.

Namun sektor lainnya seperti pertanian tidak boleh tidak serta merta ditinggalkan masyarakat. Apalagi juga jika sampai tidak mendapatkan perhatian serius pemerintah daerah.

Malah sebaliknya, kata pria asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Nusa Penida ini produk-produk pertanian di Nusa Penida seperti sayuran maupun buah-buahan dan produk hortikultura lainnya diharapkan nantinya mampu mendukung perkembangan pariwisata Nusa Penida.

“Termasuk juga dipasarkan ke hotel dan restoran di seluruh Bali khususnya Bali Selatan,” ungkap kakak ipar dari Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., caleg terpilih DPRD Bali dapil Klungkung dari PDI Perjuangan dengan suara tertinggi dapil Klungkung untuk DPRD Bali dengan yakni 24.097 suara. Dimana keduanya berkomitmen penuh ngayah membangun Nusa Penida dan Klungkung umumnya.

Oleh karena itu pertanian di Nusa Penida harus terus digarap serius. Salah satunya pemerintah bersama pihak swasta baik para petani maupun perusahaan yang bergerak di agribisnis dan juga stakeholder pelaku pariwisata perlu bersama membangun pertanian Nusa Penida untuk menunjang kemajuan pariwisata ke depan.

Maka salah satunya yang diharapkan terwujud daerah ini menjadi percontohan pengembangan pertanian organik dan hidroponik. “Kita tahu Nusa Penida kekurangan air. Jadi kalau mengandalkan pertanian konvensional yang butuh banyak air, maka pertanian susah berkembang,” ujar Made Satria.

Dukung Pariwisata, Sejahterakan Petani

Jika ada pertanian organik yang bisa dikolaborasikan dengan pertanian hidroponik ini sangat pas di Nusa Penida. Sebab pertanian hidroponik tidak butuh air banyak dan tidak menggunakan zat kimia atau pestisida lainnya.

“Apalagi nanti perkembangan pariwisata di Nusa Penida akan makin maju. Jadi kita akan kewalahan memenuhi kebutuhan pariwisata seperti sayuran dan buah-buahan,” imbuh pria berjiwa sosial tinggi itu dan bersama adiknya, Ketut Leo, sudah lama membantu pembangunan pura dan sumur bor di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Pengembangan pertanian organik dan hidroponik untuk mendukung pariwisata Nusa Penida ini dipandang sangat penting agar imbas positif kue pariwisata bisa dinikmati masyarakat Nusa yang notabene mayoritas atau sekitar 85 persen masih bergelut di sektor pertanian. “Jadi semua bisa menikmati kue pariwisata,” tegas Made Satria.

Pertanian hidroponik merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air padabudidaya dengan tanah.

“Budidaya pertanian dengan hidroponik tidak butuh air banyak. Jadi ini solusi untuk atasi masalah air di Nusa Penida agar petani tetap bisa bercocok tanam dalam kondisi apapun,” kata pria kelahiran 18 April 1972 silam itu.

Dorong Pemerintah Serius Kembangkan Hidroponik Nusa Penida

Menurutnya budidaya pertanian hidroponik ini cocok untuk berbagai jenis sayuran dan buah  seperti selada, bayam, kentang, kangkung, daun bawang, paprika, mentimun, tomat, semangka hingga strawberry. Hasilnya pun cukup bagus dan sehat karena juga menerapkan pertanian organik tanpa banyak bahan kimia.

Produktivitasnya juga cukup tinggi dan lebih mudah dibudidayakan dari pada pertanian konvensional. Hasil panen bisa lebih cepat dengan harga jual yang lebih menguntungkan serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Terlebih juga permintaan untuk hasil budidaya sayuran dan buah hidroponik ini sangat tinggi untuk konsumsi di hotel maupun restoran serta pada swalayan.

“Jadi permintaan dan pasarnya ada utamanya untuk mendukung pariwisata. Maka saya dorong pertanian hidroponik ini juga ke depan untuk mendukung pariwisata di Nusa Penida dan Bali pada umumnya,” imbuh Made Satria.

Untuk itulah pihaknya mendorong pemerintah daerah agar serius membantu petani di Nusa Penida mengembangkan budidaya hidroponik. Perlu dibuat kelompok-kelompok tani skala kecil untuk belajar bercocok tanam hidroponik.

“Lalu mereka harus dibantu untuk menyediakan instansi budidaya hidroponik kemudian juga akses permodalan. Hingga akses pasarnya utama ke swalayan, hotel dan restoran,” harapnya.

Terlebih juga sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali yang mewajibkan toko swalayan, hotel restoran dan katering untuk menyerap produk lokal.

“Jadi pertanian hidroponik di Nusa Penida harus dikembangkan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan dalam jangka panjang mendukung pariwisata Nusa Penida,” katanya.

“Kami harapkan Nusa Penida ke depan bisa jadi salah satu ikon daerah yang sukses mengembangkan pertanian hidroponik di Bali,” pungkas yang juga Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Relawan RJ2P (Relawan Jokowi Dua Periode ) Provinsi Bali itu. (wid)