Foto: Pelaku/pengusaha pariwisata Putu Suciawan (duduk di tengah bawah) saat bersama band Devillas.

Denpasar (Metrobali.com)-

Manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan. Penyelesalan atas kesalahan yang pernah dilakukan menjadi pintu tobat manusia untuk menjadi lebih baik dan menata masa depan yang lebih cerah.

Hal itu pulalah yang dialami Putu Suciawan, seorang mantan narapidana yang kini telah bertobat dan memilih terjun di usaha pariwisata di Nusa Penida.

Bahkan ia juga memiliki hati mulia ikut berbagi membantu warga, para petani di Nusa Penida, Klungkung saat pandemi Covid-19 atau Corona.

Bagaimana kisahnya? Perjalananan hidup Putu Suciawan memang berliku dan penuh cobaaan. Pria asal Desa Sepang, Kabupaten Buleleng ini pernah punya masa lalu kelam.

Pria kelahiran 5 Agustus 1984 ini pernah merasakan dinginnya tembok penjara karena tersandung kasus penipuan. Ia mendekam di balik jeruji besi selama 2 tahun 6 bulan.

Bahkan ia sempat juga kabur dari  Rumah Tahanan (Rutan Gianyar) dan menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang). Hingga akhirnya ia bebas dari penjara pada awal tahun 2019.

Selepas dari menjalani hukuman pidana, Putu Suciawan bertekad memperbaiki diri, menata masa depan dengan bekerja di sektor pariwisata di Nusa Penida.

Berkat kerja keras dan ketekunannya beberapa bulan kemudian ia dipercaya sebagai manajer di salah satu villa dan restoran di Nusa Penida serta membantu mengembangkan sejumlah usaha pariwisata lainnya.

Dikenal luwes, punya jaringan luas dan komunikasi yang baik dengan pimpinan perusahaan dan investor, karir Putu Suciawan berjalan mulus. Ia dipercaya menjembatani investor untuk ikut berinvestasi mengembangkan pariwisata Nusa Penida.

“Saya bertekad bekerja keras dan melupakan masa lalu saya yang kelam. Setiap orang punya masa depan lalu dan pernah berbuat kesalahan. Tapi setiap orang juga punya kesempatan bertobat, memperbaiki diri,” ungkap Suciawan,  Jumat (12/6/2020).

Tidak hanya dikenal sebagai sosok pekerja keras, Putu Suciawan juga dikenal sebagai sosok yang punya kepedulian sosial tinggi. Di masa pandemi Covid-19 dimana pariwisata Bali terpuruk termasuk juga kunjungan wisatawan ke Nusa Penida hampir nol, Putu Suciawan tak lantas menyerah dengan keadaan.

Walau memang usaha tempatnya bekerja juga terdampak pandemi Covid-19, ia tetap berusaha membantu meringankan beban masyarakat sekitar.

Buat Konser Amal Bantu Petani

Putu Suciawan yang memiliki talenta di bidang musik lantas merangkul sekelompok generasi muda dan para anak-anak band untuk membentuk sebuah grup band bernama Devillas.

“Di masa Corona karena mereka kesulitan saya tampung mereka. Kemudian tercetuslah ide untuk buat social concert,” terang Putu Suciawan.

Bersama band Devillas, Putu Suciawan menggelar konser amal (social concert) lewat beberapa video yang diunggah di akun YouTube Putu Studio. Total ada 11 video yang diunggah dengan mendapatkan views (ditonton) hingga ratusan ribu kali.

Lalu video ini mendapatkan pemasukan dari iklan dan hasilnya digunakan Suciawan kegiatan sosial membantu  masyarakat di Nusa Penida masa pandemi Covid-19. Salah satunya juga dibelikan bibit tanaman cabai dan sembako untuk disumbangkan kepada petani di Nusa Penida.

Putu Suciawan juga pernah menolong wisatawan asing yang mengambil sekolah diving di Nusa Penida. Lalu karena pandemi Covid-19 wisatawan asing ini tidak bisa kembali ke negaranya di Eropa.

Lalu oleh Putu Suciawan, wisatawan ini dibantu ditampung diberikan tempat tinggal di villa selama tiga bulan. Wisatawan ini hanya diberikan membayar untuk satu bulan, sementara untuk bulan kedua dan ketiga digratiskan.

Difitnah WNA di Medsos

Namun belakangan kehidupan pribadi Putu Suciawan terusik karena adanya postingan seorang Warga Negara Asing (WNA) yang menyebarkan fitnah di media sosial (medsos) Facebook. Ia akhirnya melaporkan oknum WN  ke Polda Bali dengan dugaan penghinaan pencemaran nama baik.

“Dia mengatakan apa yang saya lakukan semua penipuan. Dia juga menyebutkan saya pernah dipenjara. Foto-foto saya pas dipidana, juga diposting,” ungkap Suciawan.

“Semua postingan yang disampaikan di Facebook sama sekali tidak tidak benar. Saya merasa difitnah dan nama baik saya dicemarkan,” kata Suciawan.

Berbagai aksi kemanusiaan yang dilakukan Putu Suciawan juga justru dituding sebagai upaya melakukan penipuan oleh oknum WNA tersebut.

“Apa yang dilakukan oknum WNA tersebut jelas mematikan karakter saya dimasyarakat, apalagi tudingan-tudingan itu tidak mendasar sama sekali,” tuturnya menyesalkan.

Akibat perbuatan WNA tersebut yang secara sporadis menyebar fitnah di media sosial, akhirnya ia memutuskan untuk melaporkannya ke Polda Bali. “Biar nanti polisi yang akan menelusuri oknum tersebut,” tegasnya

Suciawan berharap Polda Bali bisa segera menindaklanjuti laporan dan mengusut tuntas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah ini.

“Semoga diusut tuntas, pelaku agar mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebab postingan fitnah menjatuhkan reputasi saya tidak ternilai harganya. Masa lalu saya jangan diposting lagi, kasian anak istri saya, ada rekan bisnis saya juga,” pungkas Suciawan. (wid)