Fauzi Ichsan

Jakarta (Metrobali.com)-

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 tidak harus setinggi tahun-tahun sebelumnya, namun harus lebih berkualitas sehingga memberikan kepercayaan kepada pasar.

“Pertumbuhan 5,0 persen kalau kualitasnya tinggi, didukung infastruktur serta sektor manufaktur yang kompetitif, itu tidak masalah dan bisa diterima oleh investor,” ujar Fauzi di Jakarta, Jumat (8/5).

Fauzi menuturkan jika melihat pertumbuhan ekonomi global yang berada di kisaran 3,0 persen dan Indonesia bisa tumbuh 5,0-5,5 persen saja namun berkualitas, itu lebih baik dibandingkan memaksakan tumbuh tinggi.

“Artinya, pertumbuhan tersebut bukan karena kenaikan harga komoditas, tapi karena pembangunan proyek infrastruktur yang menyerap tenaga kerja dan membantu masyarakat, otomatis itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat,” kata Fauzi.

Selain itu, lanjut Fauzi, jika pertumbuhan ekonomi turun di posisi stabil yang tidak mengganggu defisit neraca transaksi berjalan. Hal tersebut akan berdampak lebih baik terhadap kurs rupiah.

“Sebab begini, kalau pertumbuhan ekonomi di atas enam atau tujuh persen, otomatis pertumbuhan impor juga besar. Dengan meledaknya impor otomatis defisit neraca transaksi berjalan (CAD) juga akan meledak. Dengan meledaknya CAD tersebut ditambah menguatnya dolar AS, pembiayaan defisit itu akan semakin sulit, otomatis kurs rupiah akan semakin melemah,” ujar Fauzi.

Fauzi menambahkan dengan diturunkannya pertumbuhan ekonomi, maka otomatis impor juga akan turun, dan secara otomatis pula neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan akan membaik.

Dengan diturunkannya pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan kredit juga akan ikut melambat. Namun, Fauzi tidak khawatir jika pertumbuhan kredit konsumsi turun selama kredit untuk investasi tumbuh khususnya untuk kegiatan ekspor. AN-MB