Singaraja (Metrobali.com)-

Dilantik nya pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Buleleng yang baru, diharapkan tidak ada lagi kesan desa “dianak tirikan”.

Terpilihnya Made Teja sebagai Ketua LPMD Buleleng di harapkan mampu menjembatani desa-desa tertinggal yang ada di Buleleng dengan pihak pemerintah. Sebab, selama ini desa yang jarak nya berjauhan dengan pusat pemerintahan, tidak di perhatikan sama sekali. Selama ini banyak desa yang ada di di Buleleng kurang perhatian pemerintah. Seperti Desa Pelapuan, Uma Jero yang kedua nya berada di Kecamatan  Busungbiu Buleleng. Desa Bondalem Kecamatan  Tejakula Buleleng.  Desa Pelapuan dan Bon Dalem misal nya, kurang lebih dari dua puluh lima tahun tidak disentuh bantuan oleh pemerintah Buleleng. Sehingga, masyarakat desa tersebiut menaruh harapan terhadap kepengurusan yang baru.

Dewa Made Arimbawa tokoh masyarakat Pelapuan mengatakan, diri nya optimis terhadap kepengurusan LPMD yang baru. Namun demikian, diri nya berharap kepada kepengurusan yang baru untuk turun ke bawah melihat langsung keberadaan desa. Sehingga, pengurus bisa memilah, desa mana saja yang harus didahulukan. Bukan karena kedekatan emosiaonal semata. “Saya optimis, pengurus yang baru akan menyuarakan keluhan masyarakat terkait dengan pincang nya bantuan pemerintah, namun  saya harap pengurus turun langsung ke bawah, sehingga ia tahu desa amana saja yang harus di dahulukan,” ujarnya

Menyikapi hal tersebut, Ketua LPMD Buleleng Made Teja Sabtu (16/3) siang tadi mengatakan,   sebagai langkah awal, diri nya akan terus meminta masukan dari masyarakat terkait masalah desa. Sehingga, saat membuat program keinginan amsyarakatt bisa di akomodir. “Saya akan mendata terlebih dahulu, desa mana saja yang selama ini belum atau lambat mendapat bantuan pemerintah. Sejauh ini, baru dua desa yang saya ketahui, yakni desa Bon dalem dan Desa Pelapuan,” ujar anggota DPRD Buleleng tersebut.

Lebih lanjut Made Teja mengatakan, sebenarnya seluruh desa mendapat bantuan yang sama, namun  selama ini terjadi kepincangan pembangunan di seluruh desa yang ada di Buleleng akibat mengedepankan golongan tertntu dan kedekatan pejabat desa dengan pihak pemerintah. Oleh karena itu, untuk menghapus kesan tebang pilih, dirinya akan bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat tanpa mendahulukan kepentingan pribadi. “Saya akan turun langsung ke masyarakat, untuk meminta data yang akurat terkait pembangunan desa, sehingga kesan di anak tirikan tidak ada lagi di Buleleng” tambahnya. EMHA-MB