Denpasar (Metrobali.com)-
Lapas Kelas II A Kerobokan Denpasar, menyiapkan kotak komunikasi yang yang diperuntukkan bagi napi di lapas terbesar di Bali itu. Kotak komunikasi itu disiapkan sebagai tindaklanjut dari pencanangan bebas pungli, HP dan narkoba.

Pagi tadi, seribu napi di Lapas Kerobokan dikumpulkan. Mereka diberikan pembinaan pentingnya untuk tidak menggunakan HP, menjauhi pungli dan peredaran narkotika di dalam lapas.

“Kalau ada masalah sampaikan kepada kami. Kita selesaikan dengan cara-cara elegan,” kata Kalapas Kerobokan Gusti Ngurah Wiratna, Rabu 6 Maret 2013 pada upacara akbar Lapas Kerokan.

Ia meminta agar seluruh penghuni lapas menghindari kekerasan dalam menyelesaikan masalah. “Jangan ada masalah sedikit, temannya dipukuli, dihantam pakai batu, pakai kaca.

Kerugian kita semua,” katanya. Wiratna menjamin tak ada tindakan diskriminasi di lapas yang dipimpinnya itu. “Sebagai keluarga lapas kerobokan, kita tidak pernah membedakan, tidak ada tindakan diskriminatif. Kalau ada usul dan saran, sampaikan kepada kami,” pinta Wiratna.

Ia menilai ketiadaan HP di lapas kerobokan menjadi penting. Sebabnya, dengan HP yang sudah sedemikian canggih, kata Wiratna, seseorang dapat bertindak melakukan perbuatan melawan hukum.

“Sekarang dunia sudah canggih. Melalui HP semua bisa dimonitor. Saya bertanggungjawab pertama kali. Kita sudah siapkan kotak komunikasi. Silakan bicara apa saja dengan keluarga. Tidak akan didengar. Semua provider ada,” katanya.

“Jadi, jika kalian rindu kepada keluarga, silakan gunakan kotak komunikasi. Hanya Rp2 ribu silakan bicara sepuasnya selama 1 jam,” imbuhnya.

Sementara itu, pada apel akbar itu tak tampak terpidana mati penyelundupan heroin Lindsay Sandofird dan ratu mariyuana, Schapelle Leigh Corby. Wiratna menjelaskan, Lindsay sedang dalam kondisi sakit. Sementara Corby tak hadir dengan alasan yang tidak jelas. BOB-MB