Evakuasi Korban
Proses Evakuasi korban longsor yang dilakukan secara gabungan, dimana 1 orang meninggal dunia.
Buleleng (Metrobali.com)-
Bencana tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng, pada Minggu (3/9) sekitar pukul 15.00 wita. Satu  orang tewas dalam bencana alam ini karena tertimbun bebatuan. Sedangkan, satu orang lagi selamat meski tertimbun bebatuan dan satu orang selamat dari insiden maut longsor ini. Diduga longsornya tebing batu pilah ini, karena kondisinya yang sudah labil.
Kejadian longsor ini  berawal dari 3 orang yang merupakan warga Desa Pacung yakni Ketut Sutarsana, Komang Kardiasa, dan Nengah Bangkit, sedang melakukan aktivitas mencari batu pilah memakai alat linggis, betel dan palu, di tanah yang seluas 2 hektar milik Ketut Mandra yang dikontrakan oleh Komang Supariasa warga Desa Pacung, sejak pukul 07.00 wita hingga pukul 12.00 wita untuk istirahat.
Usai istirahat, mereka pun kembali melanjutkan aktivitasnya. Tepat pukul 15.00 wita nasib apes menimpanya, dimana posisi Sutarsana dan Kardiasa saat itu sedang berada di tengah-tengah lokasi penggalian batu. Sedangkan, satu rekannya lagi Bangkit mengangkut batu pilah hasil galian ke lokasi lainnya. Saat Bangkit baru saja berjalan keluar lokasi galian, tiba-tiba terjadi longsor di lokasi pencarian batu. Sontak saja, Bangkit langsung kaget karena dua rekannya yakni Sutarsama dan Kardiasa saat itu masih berada di lokasi sedang memahat batu. Mereka berdua pun tertimbun batu besar.
Bangkit bergegas kembali ke lokasi dan berusaha mencari tahu kondisi kedua rekannya dengan cara memanggil nama rekan-rekannya. Namun, hanya direspon oleh Kardiasa. Sedangkan, Sutarsana tidak ada respon sama sekali. “Hanya teman saya yang Kardiasa masih bisa berkomunikasi saat itu, tapi dia masih di dalam karena tertimbun bebatuan saat itu,” ujar Bangkit yang baru satu tahun bekerja di lokasi penggalian batu itu.
Warga yang mendengar kejadian itu, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap kedua korban yang tertimbun. Butuh waktu yang cukup lama untuk warga bisa mengevakuasi korban yang tertimbun bebatuan dengan alat seadanya dibantu oleh aparat terkait. “Saya selamat, karena saat itu saya sedang memikul batu pilah dipindahkan keluar, setelah baru keluar dari tempat pencarian batu pilah ada dua meter, batu tebing diatas langsung longsor,” ungkap Bangkit.
Sutarsana tewas di lokasi saat terjadi longsor, karena terjepit bebatuan besar dan membuat badannya remuk mulai dari dada hingga kaki. Warga pun masih berupaya untuk bisa mengeluarkan korban yang masih hidup dan korban yang meninggal dunia, melibatkan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.
Bahkan untuk mengevakuasi korban, batu-batu yang menimbun pun harus dipotong, agar memudahkan petugas BPBD dan warga mengeluarkan korban dari dalam timbunan longsor. “Kendala itu batu besar dan batu pilah banyak. Sekarang yang mati itu, kemungkinan nanti jam 12 malam baru bisa karena posisi korban dibawah dan terjepit dari dada ke bawah,” ujar salah seorang warga setempat ikut mengevakuasi, Nengah Wastima.
Sementara Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila mengatakan, medan di lokasi longsor memang cukup berat. Sehingga, dari BPBD Buleleng tidak bisa memasukan alat berat ke lokasi longsor, yang akhirnya membuat proses evakuasi terkendala. Karena kendala itu, kata dia, BPBD Buleleng langsung menghubungi Basarnas karena lokasi longsor ada korban jiwa.
“Kondisi tebing tinggi dan medannya berat. Kami sudah mengevakuasi yang selamat, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Yang satu warga meninggal masih menunggu hasil survey dan kajian Basarnas. Basarnas sudah kesini, hari ini bisa dievakuasi tapi tergantung hasil kajian dari Basarnas. Sekarang ini, kami masih berupaya mengevakuasi korban yang meninggal,” jelas Susila.
Hingga saat ini, korban Kardiasa yang kondisinua masih hidup usai tertimbun batu sudah berhasil dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami patah tulang dan luka luka. Sedangkan korban yang meninggal dunia masih dievakuasi bersama BNPB, anggota Polsek Tejakula dan dibantu warga setempat. GS-MB