Denpasar (Metrobali.com) –

Barangkali Lia Mulianingsih yang akrab dipanggil ibu Lia ini mewakili salah satu pengusaha garmen di Denpasar dapat merasa bersyukur, pasalnya ditengah kebuntuan untuk merumahkan para penjahitnya, dirinya kemudian beralih produksi untuk membuat baju Hasmat yaitu baju terusan sebagai pakaian pelindung bagi tenaga medis dalam mencegah dan menangani penyebaran virus covid-19.

“Baju Hazmat yang kami produksi sejak pertengahan Maret 2020 lalu ini berawal dari kegundahan team medis di Bali khususnya baju APD yang saat itu sulit sekali dicari, dan bersama koleganya sesama garmen, garmennya yang berbendera Naralia Co bergabung bersama La diva Costume dan Mall Konveksi mencoba memproduksi baju Hazmat ini di bawah arahan team medis di bawah naungan Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Denpasar, sehingga baju hazmat ini bisa mengikuti rekomendasi standar yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Baju hazmat atau biasa disebut coverall (terusan) ini dibuat dengan bahan pilihan yang anti droplet/ menahan percikan. Bahkan menurut dr. IA Ratih Wulansari Manuaba, SpPD-KR, M.Kes, FINASIM., Materi bahan yang dipilih untuk coverall ini sudah dapat menahan percikan droplet dan cukup bisa membantu team medis untuk level 2 dan level 3”.

Lia, pengusaha garment yang juga dikenal memiliki event organizer ini bersama kedua pengusaha lainnya, ibu anita pemilik La Diva Costume dan ibu Surya pemilik Mall Konveksi akhirnya bisa memproduksi ribuan baju APD yang dikenakan oleh tenaga medis hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Menurutnya, saking banyaknya permintaan order Produksi maka dirinya bersama sang suami mendirikan Posko Alat Pelindung APD yang juga memproduksi masker dan alat pelindung wajah (face shield) dengan merk ‘Hanoman’ dan distribusinya sudah hampir merambah seluruh Puskesmas dan rumah sakit diluar Pulau Bali.

“Untuk baju Hasmat dengan model coverall distribusinya juga sudah hampir merambah seluruh Rumah Sakit, Klinik Puskesmas dan rumah sakit diluar Pulau Bali, Keunggulan baju APD hazmat produksi kami adalah ‘Washable’ atau Bisa dicuci dengan detergent biasa dan dijemur di panas matahari,” terang Perempuan berparas ayu ini.

“Kami pun memproduksi Baju APD dengan kategori level 1 yaitu ‘waterproof’ (anti air) dan tidak menggunakan jahitan tetapi sistem leminasi, dikarenakan untuk level 1, cairan tidak boleh sampai masuk sehingga tidak ada pori-pori sedikitpun” ungkapnya.

Bahkan pihaknya juga melakukan inovasi model yang casual agar Masyarakat umum yang harus keluar rumah untuk membeli sembako, atau untuk mencari kebutuhan dll pasti khawatir akan adanya virus COVID 19 ini.

Inovasi terbaru dari Naralia Co Factory ini termasuk unik, selain dijual satu set bersama masker, warna yang digunakan juga berwarna warni. “Kami berusaha tetap mengikuti trend fashion di tengah masa Covid 19 ini, Warna yang tersedia ada tosca, royal blue, turquise, kuning, hijau, putih, abu dan merah” ujarnya.

Sebagai pemrakarsa awal pembuatan baju APD di Bali ini, pihaknya berharap dapat membangkitkan ekonomi para penjahit dan perlindungan dini tim medis lebih awal sehingga sekelompok pengusaha garmen pembuat APD di Bali ini bisa termasuk menjadi tim yang dapat ikut berkontribusi dalam mensukseskan Pulau Bali sebagai Provinsi yang paling rendah jumlah terkonfirmasi COVID 19. (hd)