Foto: Lemang, makanan tradisional khas Sumatera, siap dijual online di Bali oleh Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Lemang, salah satu makanan tradisional khas di banyak daerah di Sumatera, siap diperkenalkan dan dipopulerkan di Bali oleh Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Bali.

Bahkan rencana makanan dengan bahan utama ketan, santan diracik dengan “bumbu rahasia” dari Tapanuli Utara ini siap dipasarkan secara online oleh Anggota JBMI Bali.

Hal ini diungkapkan Ketua JBMI Wilayah Bali, Haji Darwin Hutabarat S.H., ditemui di sela-sela menyelenggarakan bakar lemang 150 ruas bambu di Banjar Pengipian, Desa Kerobokan Kelod, Badung, Jumat (22/5/2020) dalam rangka menyambut Idul Fitri Tahun 2020.

Lemang merupakan makanan khas Sumatera yang terbuat dari beras ketan dicampur santan kelapa. Rasanya yang gurih dan legit nikmat disantap saat masih hangat.

Proses pembuata lemang juga terbilang unik. Karena beras ketan yang telah dicampur santan dibungkus menggunakan daun pisang lalu dimasukkan ke dalam bambu. Setelah itu lemang dibakar hingga matang.

Lemang ini biasanya dihidangkan atau dikonsumsi dengan rendang, tape, kuah sup, duren hingga sirup.

Haji Darwin mengungkapkan lemang memang belum dikenal di Bali. Namun JBMI Bali punya optimisme bahwa makanan tradisional bisa diterima masyarakat Pulau Dewata karena cita rasa khasnya dan kelezatannya.

Hal itu juga mendorong Anggota JBMI Bali memberanikan diri ingin “mengkomersialkan” lemang ini untuk dijual di rumah makan hingga dipasarkan secara online. Apalagi sejauh ini belum ada yang menjual lemang.

“Ada inisiatif baru dari anggota JBMI Bali mau buat lemang dalam jumlah besar untuk dijual secara online. Jadi habis hari raya Idul Fitri kami mungkin coba jual online lemang ini, bukan hanya untuk orang-orang Sumatera di Bali tapi untuk masyarakat Bali secara umum,” papar Haji Darwin.

Per satu ruas bambu lemang ini rencana dijual seharga Rp 50 ribu. Bagi warga yang tertarik mencoba bisa menghubungi nomor WhatsApp 0852-1130-0086 (Damean Hutabarat) dan pesanan lemang akan langsung diantar (delivery) ke rumah/tempat pemesan.

Secara umum beberapa jenis bahan dasar yang bisa dijadikan lemang diantaranya Lemang Beras ketan putih/hitam (Lemang Pulut), beras ketan campur jagung/kacang hijau, Lemang Ubi/singkong (Lemang Gadung) dan lemang labu.

Bahan yang yang digunakan, ketan, santan, garam, bumbu khusus, dan air tebu/gula aren. Semua bahan disatukan dan dimasukkan ke dalam bambu yang didalamnya sudah dilapisi daun pisang dan siap dibakar dengan bara api. Untuk prosesnya bakar lemang ini memakan waktu 4 jam hingga 5 jam.

“Tidak hanya untuk pemberdayaan ekonomi Anggota JBMI Bali, kami ingin memasarkan lemang secara online juga sebagai upaya melestarikan makanan tradisional ini agar makin dikenal juga di Bali,” ungkap Haji Darwin.

Untuk diketahui di banyak daerah di Sumatera tradisi memasak lemang bambu ini dilakukan secara turun temurun biasanya dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Lemang biasanya dibagikan kepada warga sekitar, disajikan pada tamu yang datang, keluarga, kerabat untuk mempererat silaturahmi.

Sementara untuk di Bali sendiri, tradisi bakar lemang ini baru pertama kali dilakukan JBMI Bali dalam menyambut Idul Fitri Tahun 2020. Kegiatan ini juga mempunyai makna tersendiri untuk mempererat persaudaraan, silaturahmi dan menguatkan persatuan, rasa gotong royong terlebih saat pandemi Covid-19 ini.

“Bakar lemang saat Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri memang sudah tradisi berpuluh-puluh tahun dan untuk di Bali ini yang pertama kali kami lakukan,” ungkap Haji Darwin.

Diharapkan aksi Bakar Lemang yang baru pertama kali digelar ini menjadi pemantik semangat atau motivasi dan inspirasi bagi JBMI Bali untuk melestarikan tradisi dari Sumatera ini dan semakin memperkenalkan makanan tradisional ini di Pulau Dewata.

“Di Bali walaupun pertama kali, kami sampai bakar 150 lemang per sekali bakar. Ini pecah rekor dan semoga ke depan semakin sering dilakukan,” ujar Haji Darwin didampingi Ketua Panitia Bakar Lemang Gesmo Marat, pemilik tempat /tuan rumah Bakar Lemang Darwan Pulungan dan Seksi Dana Damean Hutabarat.

“Lemang yang kami bakar ini berbahan ketan putih, santan, dan lain-lain dengan bumbu resep khusus orang Tapanuli. Lemang harus dibakar dalam bambu karena cita rasanya berbeda,” imbuh Haji Darwin.

Sebanyak 150 lemang yang dibakar kali ini juga sudah habis dipesan para anggota JBMI Bali untuk menyambut Idul Fitri. “Kita antar sesuai pesanan ke rumah masing-masing anggota JBMI Bali yang sudah pesan,” tandas Haji Darwin. (wid)