Karangasem ( Metrobali.com )-

Kebakaran hebat melanda lereng timur Gunung Agung. Kebakaran terjadi Kamis ( 30/8 ) sebanyak dua kali. Pagi hari dan terulang kembali pada sore hingga malam hari.
Lokasi kebakaran sendiri tepat diatas dusun Muntig, Desa Tulamben, Kubu Karangasem sekitar 50 km dari Kota Amlapura. Belum bisa dipastikan berapa luas areal yang terbakar. Namun demikian diperkirakan mencapai ratusan hektar.

Pada kebekaran pertama diperkirakan hutan seluas 60 hektar ludes terbakar. Sore hari titik api kembali menyala dan kebakaran kembali terjadi. Bahkan api terlihat dari Desa Subaggan Karangasem kota. Bahkan api yang terlihat di kejauhan tersebut sempat menjadi tontonan warga Kota Amlapura.

Menurut saksi mata titik api sendiri sebenrnya sudah mulai terlihat Kamis (30/8) siang. “Ya saat itu masih kecil,” ujar Ni Kadek Leli 35 salah satu warga Tulemben. Pagi  api sebenarnya masih ada, namun sempat padam. Kemudian sorenya kembali menyala.

Menurutnya titik api sendiri berada sangat jauh di lerang Gunung Agung. Hanya saja titik api terlihat cukup jelas. Pihaknya berharap agar segera ada penanganan dari pemerintah. Yang jelas menurutnya kejadian kebekaran ini sering terjadi malah sudah rutin. Hanya saja kali ini cukup besar.

Sementara kawasan yang terbakar adalah kawasan gersang yang selama ini banyak ilalang dan pohon kecil kecil. Sementara itu kebakaran biasanya terjadi karena pengaruh cuaca selaian juga karena ulah manusia. Warga Tulemben sendiri tidak tahu pasti penyebab kebakaran kali ini. Namun ada dugaan kalau kebekaran karena perambahan oleh warga.

Untuk diketahui lereng timur Gunung Agung terkenal dengan kekayaan alamnya seperti madu lebah. Warga masyarakat biasanya mencari madu ini pada malam hari. Mereka biasanya membawa prakpak (obor dari ikatan daun kelapa kering red). Dan prakpak ini terkadang dibuang begitu saja sehingga menimbulkan kebekaran. Selaian itu ada juga sengaja dilakukan pembekaran. Dengan harapan saat musim hujan tumbuh rumput dengan subur untuk pakan ternak.

Sementara itu Kadis Kehutanan Karangasem Ketut Mudita belum bisa dikomfirmasi soal kejadian ini. Yang jelas kebakaran di lereng Gunung agung bersifat rutin. Bahkan terjadi hampir setiap musim kemarau. Pada kebakaran tahun lalu Wabup Karangasem Made Sukarena malah sempat melakukan pemantauan dengan Heli kopter untuk melihat titik api. Sementara itu upaya pemadaman kemarin dilakukan masyarakat setempat, Polhut dan Relawan dari Tagana. Pemadaman sendiri dilakukan secara manual. Caranya kawasan hutan yang terbakar di isolasi agar tidak merambah ke hutan yang ada disekitarnya. SUS-MB