Kuta (Metrobali.com)-

Legian merupakan salah satu Kelurahan di Kabupaten Badung yang mempunyai ide-ide kreatif  berbasis budaya masyakat yang dapat mendukung Legian sebagai destinasi Pariwisata diantara digelarnya lomba tari, lomba gong, terlaksananya even Legian Beach Festival dan sekarang di gelar Festival Layang-Layang Legian yang pertama. Festival Layang-layang Legian ini di buka langsung oleh Wakil Bupati Badung I Ketut Sudikerta di Lapangan Tri Sakti Desa Adat Legian, Minggu (16/9).

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Kabupaten Badung yang di wakili oleh I Wayan Puspa Negara yang juga merupakan Anggota DPRD asal Legian serta juga sebagai pencetus terlaksananya Festival Layang-layang, Camat kuta I Wayan Wijana, Lurah Legian, Kasubag Dokumentasi dan Peliputan, Bendesa Ada legian, Tokoh Masyarakat Legian serta peserta lomba layang-layang.

Ketua Panitia Festival Layang-Layang I Nengah Karba melaporkan tujuan dari Festival selain sebagai sarana hiburan bagi penggemar layang-layang juga diharapkan mampu menjalin hubungan baik antara penggemar layang-layang dan atraksi bagi kepariwisataan yang sekaligus event untuk mengapresiasiakan karya-karya tradisional khususnya layang-layang. Jumlah peserta sebanyak 126 sekehe layang-layang se-Legian yang dibagi menjadi 2 kategori yakni peserta anak anak (dibawah 17 tahun) dengan ukuran layang-layangan maksimal 2 meter dan peserta dewasa (diatas 17 tahun) dengan ukuran layang-layang maksimal 3 meter.

Bendesa Adat Legian Gusti Ngurah Sudiarsa menyampaikan Tri Hita Karana merupakan landasan panduan pembangunan di Legian yang bisa dibuktikan terciptanya pembangunan di Legian yang selaras antara pembangunan fisik dan non fisik salah satunya adalah adalah dengan terselenggaranya Festival Layang-Layang dimana didalamnya terjadi hubungan antar manusia dengan sang pencipta (memohon angin bertiup), hubungan manusia dengan manusia (saling kerjasama dalam menaikkan layangan) dan hubungan manusia dengan lingkungannya .

Wabup Sudikerta dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas ide-ide kreatip terselenggaranya Festival Layang-layang legian sebab Layang-layang tradisional merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang spektakuler yang perlu dilestarikan dan tidak dapat dipisahkan dari tampilan kehidupan dan aktifitas budaya.

“Terlaksananya Festival ini mampu meningkatkan rasa menyama braya di kalangan sekehe layangan berdasarkan paras paros, rasa saling asah, asih dan asuh serta sagilik saguluk sebayantaka,” harap sudikerta. Sudikerta juga memberikan dana motvasi kepada panitia Festival berupa dana motivasi sebesar Rp. 15 juta.

Festival layang-layang yang berlangsung sehari ini dilaksanakan pada 5 tempat yakni di Lapangan Tri Sakti Legian, carik depan kantor lurah, lapangan sebelah utara Kantor Lurah, lapangan SD 3 Legian dan carik di Legian Tengah ini  dibuka dengan menaikkan layangan bergambar Ketut Sudikerta oleh Wabup Sudikerta bersama Puspa Negara, Gusti Ngurah Sudiarsa dan tokoh masyarakat lainnya. GAB-MB