Foto: Anggota Komisi II DPRD Bali Grace Anastasia Surya Widjaja.

Denpasar (Metrobali.com)-

Anggota Komisi II DPRD Bali Grace Anastasia Surya Widjaja optimis ekosistem startup (usaha rintisan) berbasis teknologi digital sebagai bagian dari ekonomi digital bisa berkembang lebih pesat di Bali.

Bahkan dengan berbagai kekuatan dan potensi SDM (Sumber Daya Manusia) Bali serta daya tarik Bali sebagai destinasi pariwisata kelas dunia, bahkan Bali diyakini mampu menjadi “Digital Paradise” atau surga bagi para pelaku startup digital dan pegiat ekonomi digital.

Bali juga berpeluang besar melahirkan startup berstatus unicorn perusahaan teknologi digital yang berlabel unicorn (perusahaan dengan valuasi di atas 1 miliar US$ atau hampir setara Rp 14 triliun lebih. Seperti halnya Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan OVO.

“Saya optimis Bali bisa melahirkan lebih banyak startup dan tidak menutup kemungkinan startup dari Bali bisa jadi unicorn. Bahkan Bali bisa dapat julukan baru sebagai Digital Paradise,” kata Grace Anastasia, di Denpasar, Selasa (11/2/2020).

Anggota DPRD Bali Dapil Denpasar dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia) ini melihat SDM Bali mempunyai kreativitas cukup tinggi dan tidak sulit mengikuti perkembangan teknologi. Terlebih banyak generasi muda Bali yang belakangan menempuh pendidikan tinggi terkait teknologi dan juga menjadi founder atau pendiri startup.

“SDM Bali memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan startup-startup dalam bidang teknologi informasi. Kreativitas masyarakat Bali yang ditunjukkan dalam bentuk penciptaan yang dilakukan melalui bidang seni dan budaya, merupakan potensi besar dalam membangun startup di Bali,” papar Grace Anastasia.

Karena dengan daya kreasi yang diawali dengan imajinasi, untuk mentransformasikan kebutuhan konsumen kedalam pelayanan yang akan disediakan dalam format teknologi informasi, sangat membutuhkan daya kreasi yang kuat dan mumpuni.

“Untuk membangkitkan daya kreasi dan imajinasi generasi muda di Bali ini, peran pemerintah sangatlah penting, untuk dilakukan secara berkesinambungan,” tegas Grace Anastasia.

Terkait dengan penguatan ekosistem startup dan penyiapan SDM ini, Srikandi DPRD Bali ini pun mengapresiasi dan mendukung langkah awal Gubernur Bali I Wayan Koster dalam mewujudkan Bali Smart Island.

Ini dilakukan dengan Gubernur Koster dengan meluncurkan akses wifi gratis untuk seluruh masyarakat Bali. Hal ini sebagai wujud nyata dan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam pemenuhan pemerataan akses informasi.

Namun Grace Anastasia juga berharap adanya akses wifi gratis ini dapat dimanfaatkan untuk hal-hal produktif dan mampu mendorong lebih banyak perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi. Bahkan diharapkan Bali menjadi Pulau Seribu Startup Digital atau Digital Paradise.

Bali diyakini mampu menjadi salah satu pemeran utama dalam mendukung visi Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai USD 130 miliar pada 2020.

“Namun perlu terus dukung pemerintah menguatkan ekosistem startup di Bali dan penting juga menyiapkan petunjuk SDM-nya,” imbuh Grace Anastasia,  Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali yang membidangi Ekonomi dan Keuangan.

Beberapa hal stimulan yang dapat dilakukan pemerintah daerah, imbuh Grace Anastasia, diantaranya menyediakan area tertentu atau creative space/coworking space.

Fasilitas ini penting sebagai tempat berkumpulnya para generasi muda Bali yang memiliki minat dalam bidang teknologi informasi.

“Tempat ini perlu dilengkapi dengan fasilitas broadband gratis yang dapat mereka manfaatkan,” saran Grace Anastasia, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali yang membidangi Ekonomi dan Keuangan.

Keberadaan area khusus tersebut, akan memberikan ruang bagi mereka untuk berkomunikasi dan berkreasi secara langsung, terkait dengan apa yang mereka rencanakan.

Kemudian untuk lebih mendorong daya kreasi generasi muda tersebut, pemerintah daerah dapat menyelenggarakan perlombaan secara berkesinambungan terkait dengan bidang teknologi informasi ini.

Misalnya lomba cipta aplikasi generasi muda Bali. Hal ini akan lebih memacu generasi muda Bali dalam berkreativitas.

Hasil dari kontestasi yang dilakukan, imbuh Grace Anastasia, tentu menjadi peran pemerintah daerah juga dalam membina pengembangannya dengan kemudahan akses permodalan.

“Akses permodalan ini penting untuk mewujudkan startup tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi unicorn ataupun decacorn dimasa depan,” tandas Grace Anastasia optimis. (wid)