Ajahn-MBSuasana Jumpa Pers Ajahn Barhm di Vihara Sakyawuni, Denpasar

Denpasar (Metrobali.com)-

Ajahn Barhm, penulis sejumlah buku best seller seperti “Membuka Pintu Hati” atau “Si Cacing dan kotoran Kesayanganya”, kembali datang ke Bali. Ajahn Barhm dijadwalkan mengisi acara talkshow dengan tema “Aware Everywhere” di Hongkong Garden Restaurant, Padanggalak, Denpasar, Kamis (13/3) mendatang , pukul 18.00-21.00 wita.

Kedatangan Ajahn Brahm di Bali kali ini merupakan kerjasama Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) Bali dengan Ehipassiko Foundation. Ini sekaligus menutup rangkai talkshow di sejumlah kota di Indonesia, mulai dari Jakarta, Medan, Bandung, Malang dan terakhir di Denpasar. Ini kali yang kelima Ajahn Brahm berkenan mengisi acara talkshow di Bali.

Dalam keterangan persnya kepada media di Denpasar, Minggu (7/3), ketua panitia Yuli Pratiwi didampingi ketua DPD PATRIA Bali, Dwi Kangge Cahyadinita menjelaskan, talkshow akan berlangsung dwibahasa, Inggris dan Indonesia.

“Tema tur kali ini Aware Everywhere, suatu pesan spiritual mendalam yang jika kita hayati akan membuat selalu hati kita sadar dalam tiap langkah kita, sadar untuk segala keadaan, sehingga kita bisa menyingkapi semua yang telah terjadi dengan tenang,” jelas Yuli Pratiwi sembari menambahkan. Selain itu momen tersebut juga diikuti dengan peluncuran Buku “Don’t Worry be Hopey.” peluncuran Film Animasi “Buddha”, serta bazzar buku yang ditulis Ajahn Brahm.

Untuk acara yang terbuka bagi umum ini, panitia menyediakan tak kurang dari 1.000 tiket undangan, termasuk tiket undangan dengan harga khusus bagi pelajar dan mahasiswa. Undangan regular untuk umum dilepas dengan harga Rp.100 ribu, dan discount 50% atau hanya Rp.50 ribu untuk pelajar dan mahasiswa (dengan menunjukan kartu pelajar atau kartu tanda mahasiswa).

Tentang Ajahn Brahm

Ajahn Brahmavamso Mahathera (akrab dipanggil Ajahn Brahm) terlahir sebagai Peters Betts di London, Inggris, 7 Agustus 1951.

Perkenalan Peter dengan Buddhisme dimulai pada usia 15 tahun. Ketika itu ia memenangkan hadiah akademik melalui hasil ujian O-Level-nya. Ia menggunakan uang hadiah untuk membeli buku-buku perdana mengenai Buddhisme karya Christmas Humpries. Ia segera menyadari , sesungguhnya, ia sudah Buddhis. Dan ia memutuskan untuk mempelajari agama-agama lainya pula. Pada masa inilah ayahnya meninggal dunia.

Peter melanjutkan kuliah di Cambridge University dengan beasiswa penuh karena kecerdasanya. Ia mempelajari fisika teori selama tiga tahun. Di Cambridge ini, Ia menemukan bahwa kecerdasan dan kebijaksanaan adalah hal yang sangat berbeda. Setelah lulus, Peter memutuskan menjadi guru sekolah selama setahun. Karenanya, ia masuk Universitas Durham selama setahun. Ia diterima sebagai guru matematika dan sains di sekolah menengah di Devon. Setelah setahun, ia kembali ke London dan memutuskan untuk menjadi Bhikku.

Setelah disarankan pergi ke Thailand oleh para Bhikku di vihara Thai di London, ia pergi ke Bangkok pada tahun 1974 dan ditahbiskan menjadi Bhikku Brahmavamso alias Ajahn Brahm pada usia 23. Ia kemudian berlatih di dalam vihara hutan Wat Poh Pong di bawah bimbingan gurunya yang tersohor, Ajahn Chah. Kemudian Ajahn Brahm pindah ke Wat Pah Nanachat, sebuah vihara hutan internasional yang didirikan oleh para bhikku Barat.

Sembilan tahun Ajahn Brahm berlatih di pedalaman hutan Thailand. Pada bulan April 1983, ia diutus menjadi bhikku nomor dua untuk mendampingi Ajahn Jagaro ke Australia. Awalnya mereka tinggal di sebuah vihara kecil sebelum akhirnya mendirikan Vuhara Bodhinyana di perbukitan Serpetine, selatan Perth. Pada tahun 1994, Ajahn Brahm menjadi kepala biara pada tahun 1994 menggantikan Ajahn Jagaro yang mengambil cuti panjang dan kemudian melepas jubah. S

ejak itu juga, Ajahn Brahm sering diundang untuk memberikan ceramah dan ajaranya yang penuh humor dan menyegarkan di Australia dan Asia Tenggara. Beliau adalah pembicara pada Pertemuan Budhhis International di Phom Penh pada 2002, dan empat konferensi Buddhisme tingkat Internasional. Semua penghargaan itu tidaklah menghentikan dedikasi waktu dan perhatiannya pada insan yang sakit dan mendekati ajal, dalam penjara atau sakit kanker, orang yang ingin belajar meditasi, dan tentu saja para anggota Sanghanya di Bodhinyana.

Saat ini selain menjadi kepala Biara Bodhinyana di Serpentine, Western Australia; Ajahn Brahm juga merupakan Direktur Spritual pada Budhhist Society of Western Australia;Penasihat Spiritual di Budhhist Society of Victoria dan di Buddhist Society of South Australia; Pelindung Spiritual di Buddhis Fellowship di Singapura; dan bekerja sama dengan bhikku dan bhikkuni dari semua aliran untuk mendirikan Asosiasi Sangha Australia. Pada bulan Oktober 2004, Ajahn Brahm dianugrahi medali Jhon Curtin oleh Universitas Curtin atas visi, kepemimpinan, dan pelayananya kepada masyarakat Australia.

Ajahm Brahm juga telah menerbitkan sejumlah buku, antara lain dua buku “Opening the Door of Your Heart” (Membuuka Pintu Hati) yang dalam edisi bahasa Inonesia “Si Cacing dan Kotoran Kesayanganya”, “Midfulness,Bliss, and Beyond: A Meditator’s Handbook”, dan “Don’t Worry be Hopey”, Kepiawaian Ajahn Brahm dalam menyampaikan ceramah Dharma secara segar, mendapatkan perhatian banyak orang dari Australia sampai Indonesia. SUT-MB