Bupati Badung A. A. Gde Agung saat menerima Kunjungan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bersama rombongan di Subak Cemagi Let, Desa Cemagi, Kec. Mengwi, Jumat

Mangupura (Metrobali.com)-

Perhatian Pemerintah Kabupaten Badung terhadap pembangunan pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan cukup besar. Hal ini tercermin dari adanya kebijakan dan proram yang holistik dari hulu sampai ke hilir, dan juga bersinergi antara pusat, provinsi dan kabupaten. Hal tersebut disampaikan Bupati Badung A. A. Gde Agung saat menerima Kunjungan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bersama rombongan di Subak Cemagi Let, Desa Cemagi, Kec. Mengwi, Jumat (6/2).
Lebih lanjut Bupati menjelaskan, dibagian hulu, meliputi perbaikan infrastruktur, permodalan, subsidi dan bantuan saprodi serta alsintan. Sedangkan dibagian hilir, meliputi pengolahan hasil, promosi, pameran dan pemasaran hasil. Bupati mengatakan, luas lahan pertanian di Subak Cemagi Let 330 Ha lebih, rata-rata produksi per Ha 6,5 ton gabah kering panen. Bahwa untuk periode 2009-2013 produksi per Ha mencapai 6,5 ton gabah kering giling dan surplus beras di Badung 6.360 ton per tahun. “Memang tidak besar, namun bagi badung yang tantangannya berat berkenaan dengan alih fungsi lahan sangat berarti bagi kami,” jelasnya.
Upaya mewujudkan program ketahanan pangan, dari aspek regulasi, Pemkab Badung juga telah memuat terobosan berpihak kepada Petani. Guna memproteksi alih fungsi lahan ada kebijakan peghapusan pajak PBB untuk lahan jalur hijau 100 persen. Dan juga keringanan PBB untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan minimal 20 – 100 persen. Selain itu ada pembebasan BPHTB untuk waris dan hibah waris. Keberpihakan Badung kepada petani juga dilakukan dengan mewajibkan PNS membeli beras petani badung minimal 5 kg. 
Selain alih fungsi lahan, tantangan Badung adalah dari aspek SDM dimana kurangnya minat generasi muna untuk bertani. Oleh karena itu sejak 2006 membangun sekolah pertanian SMK pertanian di Petang. Sementara dalam ekstensifikasi pertanian, Badung telah membangun terowongan sepanjang 8,1 km, yang dikerjakan secara swadaya dan dibantu Pemerintah Kabupaten Badung dengan nilai sekitar Rp. 3,5 milyar lebih. Kini sedang dibangun saluran primer, skunder dan tersier.
“Dengan demikian, pada tahun 2015 ini, kami memiliki tambahan luas sawah baru sekitar 100 ha, untuk mengimbangi alih fungsi lahan selama ini,” jelasnya. Dari data time series 5 tahun terakhir 2009-2013 rata-rata alih fungsi lahan mencapai 30,2 ha, sedangkan periode 2003-2005 mencapai 101,3 ha,” jelasnya.
Dalam konteks mewujudkan ketahanan pangan, sekaligus dalam upaya pelestarian flasma nuftah, Badung sudah memiliki pengembangan ternak sapi bali di Desa Sobangan, Mengwi dengan luas lahan 9 Ha lebih. Disana terdapat 288 induk dan 1 sekor pejantan. Hingga saat ini kelahiran bibit sapi mencapai 161 ekor. Dari jumlah tersebut 105 bibit telah didistribusikan ke kelompok dan sisanya 54 ekor akan disalurkan ke masyarakat pada Mei mendatang. “Pelestarian flasma nuftah ini kita bekerjasama dengan Unud sehingga kualitas sapi yang dihasilkan meningkat,” jelasnya. Selain itu badung punya program Tanimas yang bersinergi dengan program Simantri Provinsi.
Sementara itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman mengatakan, swasembada pangan merupakan program yang didengungkan selama ini. Salah satu upaya dalam percepatan swasembada pangan tersebut dilaksanakan melalui perbaikan irigasi. Menurut Mentan, dengan pengairan yang baik, maka akan menunjang benih yang baik serta menggenjot produktivitas lahan. Dengan bantuan berbagai pihak, Mentan yakin Indonesia akan swasembada pangan tiga komoditas yaitu padi, jagung, dan kedelai pada tahun 2017. Bahkan Mentan yakin, swasembada padi dapat tercapai lebih cepat pada tahun 2016. Mentan meminta kepada seluruh daerah di Indonesia untuk dapat bekerja sama salah satunya memperhatikan jaringan tersier yang mengalirkan air ke lahan persawahan.
Mentan menjelaskan, kunjungan di Bali merupakan kunjungan ke-21 selama 3 bulan ini.
Dari kunjungan ini Mentan ingin melihat langsung di lapangan masalah yang dihadapi petani. “Dari kunjungan yang telah kami dilakukan, masalah di lapangan adalah irigasi, pupuk sering terlambat, benih, alat mesin pertanian,” jelasnya. Sehubungan dengan itu, Mentan mencanangkan gerakan perbaikan irigasi se-Indonesia. Mentan mengharapkan dengan adanya pencanangan perbaikan irigasi ini dapat berpengaruh pada peningkatan produktivitas, dengan begitu swasembada pangan tiga komoditas padi, jagung dan kedelai dapat tercapai pada tahun 2017.
Pada kesempatan tersebut Mentan juga menyerahkan, benih jagung dan kedelai kepada tiga pekaseh di Cemagi. Sementara Bupati Badung menyerahkan alat pertanian berupa traktor. Kunjungan Mentan diakhiri dengan dialog dengan petani dan mengunjungi saluran inrigasi Subak Cemagi Let. Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Bali diwakili Kadis Pertanian Provinsi, Danrem 163 Wirasatya, Wabup Buleleng, Wabup. Jembrana serta perwakilan Bupati/Walikota se-Bali serta Muspida Badung. RED-MB