Foto : Peserta Kirab Pemuda Zona II telah sampai di Bali, Jum’at 09 November 2018. Di pulau Dewata ini, para peserta berkesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di Kabupaten Gianyar Bali.
Gianyar (Metrobali.com) –
Peserta Kirab Pemuda Zona II telah sampai di Bali, Jum’at 09 November 2018. Di pulau Dewata ini, para peserta berkesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di Kabupaten Gianyar Bali,  diantaranya adalah SMK N 1, 2 dan 3 Sukawati yang berada dalam satu komplek.
Di sekolah-sekolah tersebut, selain menyaksikan aktivitas siswa-siswi belajar, para peserta juga berkesempatan mengunjungi galeri kesenian sekolah. Mereka dikenalkan berbagai kesenian dan karya seni dari siswa dan guru. Diantara karya seni teraebut adalah musik etnik, tari , lukisan, patung, desain grafis, ukir dan lainnya.
Marisa Limun, peserta Kirab Pemuda dari Ternate merasa takjub dengan karya seni dan model pendidikan yang diterapkan di Bali. Menurutnya, siswa-siswi di SMK N Sukawati fokus menekuni bidang jurusannya dan mampu menciptakan karya seni yang indah.
 “Baru di Bali saya menjumpai model pendidikan (yang luar biasa) seperti ini. Mereka fokus dengan bidang jurusannya dan mampu membuat karya seni yang indah. Apalagi karya seni yang mereka ciptaka selaras dengan karakter kebudayaan Bali,” ungkap Marlisa.
Sementara itu, Wayan Santrayana, guru seni rupa SMK N 1 Sukawati berharap kepada para peserta kirab untuk mengembangkan kesenian di daerah masing-masing. Bagi Santrayana, seni bisa lahir dan berkembang dimanapun.
“Seni itu tak terbatas. Kalau kita ingin mengasah bakat kesenian, bisa dilakukan kapanpun dimanapun dan dengan cara apapun, termasuk sampah yang tidak terpakai. Harapan saya para peserta ini dapat mengembangkan bakat keseniannya di daerah masing-masing nanti kalau sudah pulang,” – ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Santrayana juga menunjukkan karya seni miliknya yang sebagian besar terbuat dari botol bekas-bekas (sampah). Dalam membuat karya ini,  Ia terinspirasi dari perilaku manusia yang suka membuang sampah.
“Waktu itu saya melihat seorang membuang botol-botol bekas ini de bawah jembatan. Mereka dengan enteng menyinyiakannya dan menjikannya sumber bencana. Lalu saya berfikir untuk membuat karya seni ini, guna melawan kebiasan buruk manusia membuang sampah,” tutupnya.
Pewarta : Hidayatullah
Editor : Whraspati Radha