Umar Ibnu Alkhatab
Denpasar (Metrobali.com)-
Ujian Nasional (UN) tingkat SLTP pada hari kedua di Bali mengalami kegaduhan. Pasalnya, kunci jawaban yang diyakini mendekati kebenaran beredar secara missal di sejumlah SLTP di Kota Denpasar. Kepala Perwakilan Ombudsman Bali, Umar Ibnu Alkhatab mengaku telah mengetahui soal bocornya soal UN SLTP tersebut.
“Kita sudah mendapat laporan kebocoran kunci jawaban soal UN SLTP. Kita coba monitoring dulu bagaimana proses itu bisa terjadi. Tapi kita sudah punya data soal itu,” jelas Ibnu Selasa malam (6/5).
Kendati begitu, ia mengaku belum bisa membuktikan apakah kuni jawaban yang beredar tersebut asli atau tidak. “Kita belum buktikan apakah itu asli atau tidak. Kita sudah pegang kunci jawaban yang beredar, tapi belum punya soalnya. Jadi belum bisa dicocokkan. Tapi apapun itu, sudah meresahkan,” tegas dia.
Ibnu berpendapat bisa saja kunci jawaban untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia itu adalah asli. Tapi untuk menguji kebenarannya, maka ia akan mencocokkan dengan soal yang dibagikan ke peserta ujian. “Kita akan berkoordinasi terus dengan Dinas Pendidikan agar hal itu tidak terjadi lagi,” jelasnya.
Menurut dia, beredarnya kunci jawaban setidaknya menimbulkan dua hal yang berdampak negatif kepada siswa maupun pelaksanaan UN di Bali. Pertama, beredarnya kunci jawaban itu dapat menimbulkan keragu-raguan bagi peserta UN. “Kedua, tentu saja hal ini merusak proses UN. Apakah perlu dilakukan penyidikan oleh kepolisian atau seperti apa, nanti kami rekomendasikan setelah kita kaji. Kita akan tinjau ke sekolah di mana telah terjadi kebocoran kunci jawaban,” tuturnya.
Ia menilai bocornya kunci jawaban soal UN polanya mirip ketika kunci jawaban SLTA bocor ke peserta UN. “Ini sudah menjadi perhatian kami. Kali ini akan menjadi kajian apakah ini tindakan sistemik atau bukan. Tapi sat ini kami belum sampai menyimpulkan ke arah itu. Apalagi sampai pada kesimpulan jika Bali selalu meraih nilai tertinggi UN Karen bocornya kunci jawaban,” jelas Ibnu.
Ibnu meminta pihak kepolisian turun tangan mengusut tuntas kasus ini. ”Kita tidak tahu siapa yang melakukan. Banyak orang yang bilang ini kerjaan gurunya, atau lembaga bimbel siswa. Tapi belum pernah ditemukan siapa sesunguhnya penyebar kunci jawaban itu. Pihak kementerian juga kesulitan mencari siapa yang membocorkan itu. Tapi kami berkomitmen mennyelesaikan persoala ini,” tegas Ibnu. JAK-MB