MetroBali

Selangkah Lebih Awal

Kucit Mati di Manistutu Bukan Karena Wabah ASF

Kucit Mati di Manistutu Bukan Karena Wabah ASF

Jembrana, (Metrobali.com)-

Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana memastikan empat (4) ekor kucit (bibit babi) yang mati mendadak di Desa Manistutu, Kecamatan Melaya bukan karena wabah virus ASF (African Swine Fever) atau demam babi africa.

“Bukan akibat wabah ASF. Berdasarkan laporan yang terdokumentasi dalam berita acara pemeriksaan, kematian itu (4 ekor kucit) karena diare akibat bakteri” ujar IGN Rai Mulyawan Kasi Keswan pada Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana, sembari menegaskan wabah ASF belum atau bahkan tidak ditemukan di Kabupaten Jembrana.

Sementara itu, Kabid Keswan (Kesehatan Hewan) pada Dinas Pertambangan an dan Pangan Jembrana Wayan Widarsa menambahkan guna mencegah bibit ternak babi program bantuan desa serempat mati kembali pihaknya terus mengintensifkan pengawasan dan pemeriksaan.

Bahkan sejak bibit babi didistribusikan ke kelompok ternak jajaran kesehatan hewan Jembrana bersama Puskeswan Melaya sudah melaksanakan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan dan desinfeksi kandang serta penyuluhan tentang pemeliharaan ternak babi.

Pihaknya juga memberikan edukasi kepada warga penerima bantuan terkait keberadaan kandang, pakan dan penyakit yang berpotensi menyerang ternak babi.

“Dari 140 ekor bantuan yang diserahkan oleh pihak desa, 70 diantaranya sudah kami layani” terang Widarsa, Jumat (13/12).

Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan lanjutnya dilakukan dari rumah ke rumah selama tiga (3) hari. Sedangkan sisanya pihaknya masih menunggu kesiapan pihak desa untuk mengantarnya ke lokasi bibit ternak babi lainnya yang sudah didistribusikan.

“Kami menunggu kesiapan dari desa karena mereka yang lebih tahu lokasinya” imbuhnya.

Warga Jembrana juga dihimbau untuk berkoordinasi atau melaporkan kepada aparat desa atau kelurahan jika mendapati gejala mencurigakan pada hewan peliharaan khususnya babi. (Komang Tole)