Foto: Pemimpin Wilayah PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah (tengah) dan stakeholder pendukung Pegadaian Startup Competition 2019 di sela-sela memberikan keterangan pers di The Gade Coffe & Gold, Jalan Thamrin, Denpasar, Selasa (12/11/2019).

Denpasar (Metrobali.com)-

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar menunjukkan antusiasme dan komitmen besar mendukung pengembangan bisnis startup (usaha rintisan) di Bali.

Tidak hanya mendukung startup Pulau Dewata dengan menggelar Pegadaian Startup Competition 2019, ke depannya Pegadaian Denpasar juga membuka peluang ikut menguatkan ekosistem startup dengan membuka semacam Inkubator Bisnis.

Bahkan Pegadaian Kanwil VII Denpasar juga tidak menutup kemungkinan mengembangkan lini bisnis pendukung startup berupa membangun Coworking Space atau ruang kerja bersama ataunpu Creative Hub (ruang kreatif) bagi startup.

Sinyal tersebut disampaikan Pemimpin Wilayah PT. Pegadaian (Persero) Kanwil VII Denpasar, Nuril Islamiah dalam keterangan pers di The Gade Coffe & Gold, Jalan Thamrin, Denpasar, Selasa (12/11/2019).

“Why not kesana (membangun Inkubator Bisnis dan Coworking Space, red). Bisa saja ke arah sana karena ekosistemnya mendukung,” tegas Nuril Islamiah ketika ditanya kemungkinan Pegadaian Kanwil VII Denpasar membuka Inkubator Bisnis dan Coworking Space untuk mengakselerasi startup di Bali.

Nuril menegasakan pihaknya memberikan perhatian besar bagi pertumbuhan startup di Bali. Hal itu jugalah yang mendorong Pegadaian Kanwil VII Denpasar menyelenggarakan Pegadaian Startup Competition 2019.

“Usaha Pegadaian itu hanya dua,mencari duit dan nama baik. Jadi lewat Pegadaian Startup Competition 2019 kami juga ingin meningkatkan nama baik Pegadaian dengan memberi manfaat kepada banyak orang khususnya para pelaku usaha startup,” ungkap Nuril Islamiah.

Kompetisi ini merupakan program akselerasi UMKM Bali yang disaring melalui format kompetisi bisnis. Program ini digagas oleh Pegadaian bekerjasama dengan International Council for Small Business (ICSB) Bali, Indonesia Marketing Association (IMA) Bali, dan Inkubator Bisnis Universitas Udayana.

“Pegadaian Startup Competition 2019 sebagai bentuk sinergi, partisipasi dan kepedulian nyata yang berkesinambungan dari Pegadaian untuk mengakselerasi pengembangan UMKM di Bali,” jelas Nuril

“Kompetisi startup ini karena kerinduan kami memberi ruang ekspresi generasi muda agar mampu berikan dampak sosial dengan usaha startupnya,” terang Nuril.

Pegadaian Startup Competition 2019 merupakan inisiatif dan progam lokal Pegadaian Kanwil VII Denpasar yang sebelumnya belum pernah digelar di Pegadaian Pusat maupun Kanwil lain. Progam ini pun mendapat respon positif dan apresiasi dari Kantor Pusat Pegadaian.

“Progam ini sudah dilirik kantor pusat. Mungkin nanti bisa jadi progam nasional dan dilakukan oleh Kanwil lain,” ungkap Nuril.

Pegadaian Startup Competition 2019 ini dapat diikuti oleh UMKM dan wirausaha pemula yang berdomisili di Bali yang bergerak di bidang Sociopreneurship, Creativepreneurship, dan Agripreneurship. Hadiah berupa pendanaan total Rp 600 juta sudah menanti bagi para pemenang.

Syarat lain yang harus dipenuhi oleh peserta adalah usaha sudah berjalan minimal 1 tahun, memiliki rekening bank, memiliki bukti pembayaran PBB/perjanjian sewa/kwitansi sewa lokasi usaha, memiliki tabungan emas pegadaian minimal Rp. 150 ribu, dan memiliki NPWP.

Menurut Nuril persyaratan yang harus dipenuhi tersebut semata-mata bertujuan untuk mengedukasi peserta bahwa untuk dapat melakukan scale up dan agar dapat bersaing.

“Para wirausaha pemula harus mulai memperhatikan aspek legalitas dan perpajakan sejak dini,” ajaknya.

Pendaftaran masih dibuka sampai tanggal 20 November 2019 dan grand  final akan dilaksanakan secara terbuka di Gedung Agrokomplek Universitas Udayana pada tanggal 25 November 2019.

“Kompetisi ini diselenggarakan untuk memberikan perhatian dan apresiasi kepada wirausaha di Bali yang telah berani memilih berwirausaha ketimbang menjadi PNS atau pekerja swasta,” ungkap Nuril Islamiah.

Ditambahkannya, dengan menggandeng ICSB Bali, IMA Bali, dan Inkubator Bisnis Unud, diharapkan terjadi sinergi yang semakin kuat diantara lembaga atau institusi yang bergerak di bidang pengembangan UMKM.

“Sinergi yang semakin kuat antar berbagai unsur sangat penting untuk keberlanjutan pendampingan usaha terutama kepada para wirausaha pemula. Pegadaian sangat konsern dan mendukung penguatan ekosistem startup ini di Bali,” pungkas Nuril Islamiah.

Sutrisna Dewi sebagai perwakilan Inkubator Bisnis Unud dan ICSB Bali menjelaskan bahwa permodalan masih menjadi masalah klasik yang dihadapi wirausaha atau UKM dalam mengembangkan bisnisnya.

Masalah permodalan tidak hanya meliputi terbatasnya modal uang, tetapi juga terkait dengan kurangnya informasi dan akses ke sumber-sumber pendanaan, rendahnya pengetahuan tentang sumber-sumber pendanaan. Ditambah pula dengan rendahnya kemampuan dalam memahami dan mengelola modal akibat rendahnya literasi keuangan.

“Oleh karena itu sangat tepat bila Pegadaian sebagai institusi keuangan yang berpihak pada masyarakat kecil juga turut berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kinerja para wirausaha dan UMKM,” ungkap Sutrisna Dewi.

Sementara itu Winawan sebagai perwakilan IMA Bali merasakan bahwa aspek pasar dan pemasaran juga menjadi hambatan bagi UMKM Bali. Hal ini dapat dibuktikan dengan belum mampunya produk-produk UMKM Bali menjadi tuan rumah di daerah sendiri.

Toko-toko modern dan oleh-oleh masih didominasi oleh produk-produk luar Bali yang diberi label Bali. Melalui kompetisi ini peserta juga akan ditantang kepiawaiannya dalam manajemen pemasaran. (dan)