Nusa Dua (Metrobali.com)-
Perhelatan KTT APEC sudah dimulai. Rangkaian kegiatan acara yang bakal dihadiri 21 kepala negara sudah mulai berlangsung. Untuk mempersiapkan kedatangan sejumlah kepala negara, Bandara Internasional Ngurah Rai merencanakan jadwal penutupan bandara itu dari penerbangan komersial.

Safety Manager PT Angkasa Pura I, Efferson Siregar mengaku sudah mempersiapkan dengan matang rencana kedatangan kepala negara. Salah satunya adalah penutupan bandara selama kedatangan pesawat kepala negara.

“Untuk menjaga agar tak terjadi stag di udara dan darat terkait kedatangan tamu negara, kita berlakukan parcial close,” kata Efferson, Senin 30 September 2013. Parcial close itu diberlakukan untuk penerbangan komersial. “Kita mengatur kedatangan komersial. VVIP tak bisa diatur,” tegas dia.

Dalam rangka penutupan itu, pihaknya telah mengirimkan surat permakluman ke seluruh bandara di dunia. Ia menjelaskan, penutupan akan diberlakukan sejak 6-9 Oktober 2013. 

Pada tanggal 6 Oktober, penerbangan komersial akan ditutup mulai pukul 10.00 WITA hingga pukul 20.00 WITA. Pada tanggal 8 Oktober, penerbangan komersial akan ditutup mulai pukul 13.00 WITA hingga pukul 20.00 WITA. Selanjutnya pada tanggal 9 Oktober penerbangan komersial akan ditutup mulai pukul 07.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA.

“Tidak menutup kemungkinan tamu negara ada yang tiba pada tanggal 5 Oktober,” imbuhnya. Mengantisipasi kedatangan tamu negara lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, maka Efferson mengaku akan mengacu pada aturan di perhubungan udara, di mana tamu VVIP diberikan waktu khusus tak ada pergerakan penerbangan komersial 30 menit sebelum mendarat dan 15 menit setelah living di bandara.

“Itu jika tamu negara ada yang tiba pada tanggal 5 Oktober. Untuk living Bali dari tgl 8-9 Oktober,” imbuhnya.

Pada jadwal yang telah ditentukan tersebut, Efferson melanjutkan, pesawat komersial tak boleh mendarat kecuali dalam status emergency. “Untuk pesawat emergency diizinkan mendarat meski parcial close. Akan diatur, sepanjang tidak melanggar protokol kenegaraan,” ujar Efferson. 

Efferson mengakui jika penutupan bandara untuk penerbangan komersial akan menimbulkan kerugian material. Apalagi, setiap harinya Bandara Ngurah Rai melayani sebanyak 350 penerbangan. Dengan penutupan itu, otomatis sekira 50 persen penerbangan tak beroperasi.

“Masalah kerugian pasti akan mengalami, baik itu Angkasa Pura maupun maskapai dan komunitas yang berkecimpung di transportasi udara. Itu wajar. Tapi kita patut bangga sebagai tuan rumah APEC, apalagi sampai sukses,” ujarnya.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak maskapai soal jadwal penutupan tersebut. Efferson mengaku terus meng-update jadwal penerbangan selama KTT APEC berlangsung. “Mereka juga mengikuti terus update-nya. Kemarin kita mengeluarkan jadwal penerbangan yang boleh dilakukan di Bali. JAK-MB