Warga memanfaatkan air dari bulakan (sumber air) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

Jembrana (Metrobali.com)-

Krisis air bersih di Kabupaten Jembrana juga dialami warga Banjar Pendem, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya. Ini warga alami sejak dua pekan belakangan.

Warga memanfaatkan air dari bulakan (sumber air) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara untuk keperluan ternak peliharaan warga mengambil air dari sumber air lainnya.

Dengan menggunakan timba (ember) Ni Wayan Rami dan Ni Ketut Dersi, warga setempat harus berjalan kaki sejauh 10 kilometer dari rumah mereka. “Sudah dua mingguan. Saya ngambilnya dari bulakan (sumber air)” ujar Rami.

Hal sama disampaikan Ni Ketut Dersi. Menurutnya, air di dauh (Barat) bulakan diambil untuk mandi, sedangkan untuk minum airnya diambil di bulakan sebelah Timur (Dangin).

“Ne dauh, anggen mandi. Dangin bulakan, anggen minum (Yang barat untuk mandi, Yang timur bulakan, untuk minum)” ujarnya.

Warga lainnya Ketut Dester mengaku setiap hari harus bolak balik hingga empat kali hanya untuk mendapatkan air. Dengan menggunakan dua timba, air yang diambilnya itu untuk keperluan minum ternak peliharaannya seperti babi dan sapi.

Di Banjar Pendem, Desa Manistutu sekitar 200 KK kesulitan mendapatkan air bersih. Selanjutnya warga berharap ada bantuan air bersih.

Dikonfirmasi terpisah Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, Ketut Eko Susilo Arta Permana mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan air bersih ke Banjar Pendem, Desa Manistutu menindaklanjuti permintaan dari desa setempat. “Sementara baru satu tangki (5000 liter). Besok akan ada lagi” ujar Eko, Senin (16/9). (Komang Tole)