Buleleng, (Metrobali.com)-

Persatuan Angkutan Wisata Bali (PAWIBA), pada Selasa, (8/6/2021) mendatangi gedung DPRD I Bali guna menyampaikan aspirasinya. Mereka ini diterima Ketua Komisi II DPRD I Bali IGK Kresna Budi dan anggota.

Dalam penyampaian aspirasinya, para pengusaha jasa angkutan wisata yang tergabung dalam PAWIBA menyampaikan bahwa dikondisi musim pandemic ini, tidak lagi dapat mencukupi biaya operasional, dan bahkan stop penghasilan.

“Selain operasional yang tinggi, juga masalah biaya pajak harus tetap wajib dibayarkan. Sehingga mengalami kerugian hampir mencapai Rp 100 miliar.” ungkapnya.

Terhadap hal ini, Ketua Komisi II IGK Kresna Budi mengatakan kedatangan PAWIBA ke DPRD guna menyampaikan aspirasi bahwa mereka telah terdampak langsung dengan kondisi pariwisata. Dan dalam hal ini, mereka belum mendapatkan yang namanya relaksasi.

“Selama ini mereka rajin membayar pajak. Jadi wajar dong jika mereka ini memohon keringanan,” ucap Kresna Budi, Rabu, (9/6/2021) di Singaraja.

Menurutnya program keringanan (relaksasi) di sektor keuangan yang sempat digulirkan pemerintah, kini telah dicabut. Hal ini membuat kondisi mereka semakin terpuruk karena tidak mampu lagi membayar kredit kendaraan yang menjadi mata pencaharian mereka. Bahkan banyak armada mereka yang ditarik.

”Kita sarankan kepada pak gubernur supaya mereka mendapatkan relaksasi, baik itu pemutihan pajak atau diberikan keringanan pajak sampai 50 persen. Apalagi dampak covid selama setahun, sedangkan relaksasi yang diberikan 6 bulan. Jadi idealnya dan wajar mereka mendapatkan keringanan pajak selama setahun” ucapnya tegas saat dikonfirmasi metrobali.com.

Lebih lanjut dikatakan siapapun tidak kepingin mendapatkan cobaan seperti sekarang ini. Dan disamping keringanan pajak, Gubernur Bali juga agar memberikan suatu himbauan atau aturan baru supaya tidak ada penarikan kepada kendaraan yang belum bisa mencicil di financenya.

“Kalau sampai ada penarikan kendaraan yang belum bisa dicicil, selanjutnya kondisi normal kembali dan juga pariwisata dibuka kembali, kemana nanti mereka mencari akomodasi untuk melayani orang yang berkunjung ke Bali. Apalagi bola dilihat data, dari 2.258 kendaraan yang tergabung dalam PAWIBA, sekarang ini hanya tersisa 600 armada. Hal ini perlu mendapat pertimbangan secara bijak.” pungkas Kresna Budi. GS