Wayan koster

Jembrana (Metrobali.com)-

Munculnya kebijakan baru dalam pembatasan penerapan kurikulum tahun 2013, sebagai langkah evaluasi dinilai Wayan koster, anggota Komisi X DPR pusat dapil Bali sebagai kebijakan yang sangat tepat. Ia menilai penerapan kurikulum tersebut terkesan dipaksakan, tampa perencanaan yang matang, sehingga memunculkan masalah.

“Saya setuju penerapan kurikulum 2013 dilakukan evaluasi” ujar Koster saat saat ditemui disela-sela acara gemar membaca di Gedung Kesenian Bung Karno (GKBK) Jembrana, Rabu (10/12).

Koster yang juga terlibat dalam pembahasan kurikulum 2013 itu mengatakan kalau pihaknya sejak awal tidak setuju dengan penerapan kurikulum tersebut. Secara subtansi, konsep kurikulum itu memang bagus. Namun dalam pelaksanaannya semestinya dilakukan secara bertahap. mengingat kondisi di daerah di Indonesi tidak sama.

Pihaknya sebenarnya sudah mengusulkan supaya diujicobakan di beberapa sekolah di daerah, termasuk pelatihan secara memadai, bagaimana mempraktekan dan menyiapkan buku. “Ini semestinya yang harus direncanakan dengan baik. Uji coba paling tidak satu tahun, dimana arus perbaiki. Itu harus didasarkan empiris realitas lapangan” ujarnya.

Begitu juga dalam penerapan secara teknis. Karena buku disusun terburu-buru, banyak ditemukan isi buku yang salah. Kemudian muncul keterlambatan pengadaan buku di sejumlah daerah. “Seperti siswa di Jakarta, anak saya sendiri, sampai dua bulan terakhir belum menerima buku. Apalagi di daerah lain. Padahal untuk melakukan itu dananya besar mencapai sekitar Rp.2 trilunan” terangnya.

Karena itu, pihaknya menilai langkah evaluasi yang sekarang dilakukan, sangat tepat. “Jadi tidak dicabut, tetapi dikaji disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah. Nanti dalam kurun enam bulan, hasil uji coba di 6.000-an sekolah itu dilakukan evaluasi. Bagaimana respon guru, kesulitannya apa, bagaimana bukunya, bisa dimengerti atau tidak oleh gurunya” ungkap koster. MT-MB