Foto : Koster saat bertatap muka dengan ratusan warga Desa Intaran, Sanur, Denpasar, Jumat malam 6 April 2018.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) terus mendapat dukungan luas di kalangan masyarakat Bali. Di Kota Denpasar misalnya, meski baru kali pertama melakukan kampanye, namun sejumlah desa di Ibu Kota Provinsi Bali itu menyatakan kebulatan tekad mendukung, memenangkan dan memilih Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 27 Juni mendatang.

Rata-rata, mereka menilai Koster merupakan pribadi merakyat dengan karya nyata bagi Bali. Jejak torehannya bisa dirasakan langsung oleh publik. Ia juga memiliki gagasan brilian bagaimana membangun Bali ke depan melalui konsep yang disebutnya Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Salah satunya adalah ketika Wayan Koster memiliki gagasan agar Pulau Bali menjadi proyek percontohan bagi pelaksanaan sistem jaminan kesehatan warga. Ya, Koster memaparkan jika partainya, PDI Perjuangan menjadikan Bali sebagai proyek percontohan pembangunan semesta berencana.

Ia pun ingin berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo agar Bali juga dijadikan proyek percontohan penyelenggaraan sistem jaminan kesehatan warga. Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) buah tangan Gubernur Made Mangku Pastika diadopsi dalam programnya memimpin Bali kelak. Hanya penyelenggaraannya, jangkauannya dan sistem pelaksanannya diperbaiki. Namanya diubah menjadi Krama Bali Sehat (KBS). Nantinya tiap warga mendapat Kartu Bali Sehat (KBS).

“Saya ingin JKBM ini diperluas. Nanti namanya KBS. Saya akan minta izin kepada Presiden agar hal ini bisa diberlakukan khusus di Bali agar Bali bisa menjadi proyek percontohan. Kalau berhasil, silakan diberlakukan di Indonesia,” ucap Koster di hadapan ratusan warga Desa Intaran, Sanur, Denpasar, Jumat malam 6 April 2018.

Nantinya, program JKBM yang diubah menjadi KBS itu akan diperbaiki tata laksanakanya. “Mau diintegrasikan di seluruh Bali agar daerah tidak jalan masing-masing. Saya mau dibuatkan standarnya, badannya yaitu, badan penyelenggara kesehatan,” papar Koster. Nantinya, KBS akan berlaku secara online dengan basis di Puskesmas kecamatan.

“Jadi, dibuat online basisnya di Puskesmas kecamatan. Datanya riwayat kesehatan masyarakat. Jadi nanti warga Denpasar kalau lagi jalan-jalan ke Buleleng lalu butuh fasilitas kesehatan bisa mendapat pelayanan di sana,” ujar Koster. Calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan, PAN, Hanura, PKPI, PKB dan PPP itu melanjutkan, nantinya ia juga akan mengintegrasikan rumah sakit-rumah sakit di Bali.

“Rumah sakit negeri dan swasta mau disatukan dalam satu sistem pelayanan. Tidak boleh lagi jalan sendiri-sendiri. Tujuannya agar one iland, one management and one planning. Formatnya kartunya namanya Krama Bali Sehat (KBS), kartunya Kartu Bali sehat (KBS). Nanti ada kartu khusus untuk Sulinggih dan Pemangku,” terang dia. “Anggarannya kolaborasi antara APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota sesuai kemampuannya. Provinsi tentu paling banyak meng-cover dananya,” tambah Koster.

Editor : Whraspati Radha