Franky Sibarani
Jakarta (Metrobali.com) –
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan pihaknya bertemu dengan investor Korea Selatan yang berniat membangun dua pabrik makanan dan minuman senilai 600 juta dolar AS (setara Rp8,3 triliun, kurs Rp13.900).

Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (7/3), investor Korsel yang bergerak dibidang industri makanan dan minuman itu menyatakan kesiapannya untuk membangun dua pabrik di indonesia dengan perkiraan nilai investasi masing-masing pabrik sebesar 300 juta dolar AS.

“Mereka saat ini sedang dalam proses untuk menentukan lokasi. Saat ini alternatif lokasi yang dipilih adalah di sekitar Banten atau Jawa Barat dan Jawa Timur untuk dua pabrik makanan dan minuman tersebut,” katanya.

Franky menuturkan, CEO perusahaan Korea Selatan tersebut menyampaikan permintaannya terkait kebutuhan serta keberlanjutan bahan bahan baku, salah satunya jagung.

“Mereka sangat siap untuk menyerap apabila bahan baku yang salah satunya jagung tersebut dapat tersedia di dalam negeri,” katanya.

Lebih lanjut, Franky menambahkan pihaknya akan mencari solusi agar produk petani dapat di serap oleh investor.

“Mengingat investasi tersebut akan menyerap tenaga kerja dan substitusi produk impor, serta tingginya dampak ganda yang ditimbulkan,” ujarnya.

Franky yang baru saja mengunjungi Seoul, Korea Selatan, juga mengaku terus meyakinkan investor negeri ginseng untuk tidak hanya melihat Indonesia sebagai basis industri, namun juga sebagai rumah kedua mereka.

Pasalnya, saat ini banyak fasilitas-fasilitas umum seperti restoran, pusat perbelanjaan dengan berbasis komunitas Korea Selatan yang ada di kota-kota besar di Indonesia.

Franky juga melakukan “one on one meeting” dengan perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang berminat investasi di Indonesia.

Ia juga menjadi pembicara utama dalam business forum dengan 80 CEO perusahaan-perusahaan yang telah menyatakan minat investasi di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Franky memaparkan mengenai kemudahan layanan investasi di Indonesia termasuk di antaranya layanan investasi tiga jam dan kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).

Pejabat Promosi Investasi Perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul, Korea Selatan, Imam Soejoedi mengemukakan IIPC Seoul telah membantu fasilitasi pendirian pabrik tersebut dengan menginformasikan berbagai regulasi dan lokasi-lokasi yang prospektif di Indonesia.

“Kami akan terus mengawal minat investasi yang disampaikan hingga realisasi, bahkan proses konstruksi. Ini sesuai dengan arahan Kepala BKPM untuk menyediakan layanan end-to-end services kepada para investor,” katanya.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.

Investasi yang masuk dari Korea Selatan pada 2015 mencapai 1,2 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka 8 miliar dolar AS dan didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen. Sumber : Antara