panusunan siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Kontribusi subsektor peternakan yang meliputi ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya di Bali menyebabkan nilai tukar petani naik sebesar 0,27 persen dari 112,51 persen pada Mei 2014 menjadi 112,81 persen pada Juni 2014.

“Kondisi itu akibat kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,52 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu (13/7).

Ia mengatakan kenaikan indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,25 persen.

Kenaikan indeks yang diterima petani dipicu oleh kenaikan harga komoditas pada kelompok hasil ternak sebesar 1,50 persen, ternak besar 0,85 persen. Sedangkan kelompok ternak kecil dan unggas mengalami penurunan indeks masing-masing 0,54 persen dan 0,49 persen.

Panusunan Siregar menambahkan, kenaikan harga komoditas telur ayam buras sebesar 2,41 persen, telur ayam ras 1,66 persen menjadi pemicu kenaikan indeks harga kelompok hasil ternak.

Sementara kenaikan indeks harga pada kelompok ternak besar dipicu oleh naiknya harga sapi potong sebesar 0,85 persen.

Pada sisi lain kenaikan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,35 persen dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,15 persen.

Subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen itu tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua terjadi penurunan.

Ketiga komponen yang mengalami kenaikan selain selain sub sektor peternakan juga sub sektor tanaman perkebunan dan tanaman pangan.

Sementara dua komponen yang mengalami penurunan terdiri atas sub sektor perikanan dan sub sektor hortikultura.

“NTP Bali pada bulan Juni 2014 sebesar 104,58 persen, naik sebesar 0,14 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 104,44 persen,” ujar Panusunan Siregar. AN-MB