Wellington, 26/9 (Antara/Xinhua-OANA) –

Konsumsi analgesik atau obat pengurang rasa sakit oleh ibu hamil akan mempengaruhi perilaku anak dalam masa pertumbuhannya, demikian hasil penelitian University of Auckland Selandia Baru.

Riset yang diperkuat penelitian dari Denmark itu, seperti dilansir Kantor Berita Xinhua, menemukan keterkaitan antara asetaminofen atau dipasarkan sebagai paracetamol yang dikonsumsi saat hamil dan peningkatan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak.

ADHD mempengaruhi lima hingga 10 persen anak-anak usia sekolah di Selandia Baru. Gangguan itu ditunjukkan dengan tanda-tanda tidak perhatian, hiper-aktif, dan tindakan impulsif.

“Asetaminofen yang dipasarkan sebagai paracetamol dikonsumsi 49,8 persen ibu-ibu hamil yang kami riset,” kata peneliti John Thompson.

Thompson mengatakan anak-anak dari ibu yang mengkonsumsi asetaminofen saat hamil mempunyai peningkatan risiko ADHD pada usia tujuh hingga 11 tahun.

“Temuan itu menunjukkan walaupun asetaminofen atau paracetamol dikonsumsi dalam dosis yang rendah, pengaruhnya tetap muncul dalam tujuh tahun berikutnya. Temuan itu mengkhawatirkan karena obat-obat itu seringkali digunakan saat pemeriksaan kehamilan,” katanya.

Pemahaman terhadap mekanisme biologis yang mendasari keterkaitan itu akan menjadi preseden bagi riset berikutnya sekaligus upaya-upaya untuk menginformasikan kepada publik tentang identifikasi risiko baru dari obat-obat yang dijual bebas dan sering dikonsumsi.