Kompetisi lawar1

DENPASAR (Metrobali.com)-

Direktur Utama (Dirut) Indonesian Tourism Development Corporaton (ITDC), IB Wirajaya, Senin (12/10) menyempatkan diri untuk menyaksikan Kompetisi membuat lawar kreasi serangkaian Nusa Dua Fiesta (NDF) 2015.

Bahkan,  IB Wirajaya mendapat kehormatan untuk mencicipi hasil olahan peserta dalam ajang yang dikoordinir oleh Indonesia Chef Assosiation (ICA) Bali ini. Orang nomor satu di ITDC tampak terkagum-kagum dengan kreasi lawar beraneka ragam yang ditampilkan peserta.

Bahkan Wirajaya tampak kagum dengan kreasi lawar goreng ditunjukkan salah satu peserta yang dinilainya mampu menyaingi makanan cepat saji yang banyak disukai masyarakat.
Dia memaparkan kalau disuruh menilai dari sisi rasa tidak bisa,karena semuanya enak. Bumbunya pas meski bahannya berbeda-beda.

Kalau dari sisi kreasi menurutnya sangat luar biasa. Hal inilah yang mmbedakan bagaimana nantinya lawar ini bisa tampil dimana saja, dan tidak hanya di pinggir jalan, namun juga ditampilkan di kafe atau tempat berkelas lainnya.  “Ini sangat baik perlu ditingkatkan nantinya harus berani tampil di tempat berkelas dan hasilnya bisa dinikmati semua orang termasuk warga  ldari luar bali. “Bahannya luar biasa. Kita harus berani menampilkan kuliner nasional kita. Kenapa mesti kalah dengan Thailand,” ujarnya.

Kendalanya selama ini lanjut Wirajaya  kita belum berani menampilkan secara kontinyu. Pihaknya,  akan terus mendorong kreativitas baik dari bidang seni maupun ke hal lain. “Ini yang terus dilakukan pihak ITDC mudah mudahan biisa ke depan semakin maju.,” harapnya.

Sementara itu Wakil Ketua ICA Bali, Cheft Suastika memaparkan,untuk acara tersebut mengambil tema  lomba lawar kreasi, dimana lawarnya mutlak lawar Bali namun ada kreasi dalam menghdangkannya menjadi sesuatu yang bisa dijual untuk khalayak ramai maupun wisatawan,” harapnya.

Bahkan sejajar dengan  menu barat (western) lainnya. Peserta kompetisi kali ini lanjut Chest Suastika  khusus membina junior chef dari sekolah pariwisata yang ada di Bali dimana  ada 20 peserta. “Kami bertujuan membina junior cheft makanya kami libatkan  dari beberapa sekolah pariwisata bidang boga Nantinya kami harapkan bisa konfident dan percaya diri, agar masakan tradisi bisa adu gengsi dengan menu dunia lainya,  ” harapnya.

Pihaknya di ICA lanjut Swastika sudah menjadi tugas  mengangkat khasanah budaya kuliner, dan kali ini lebih mengangkat khasanah budaya Bali yaitu lawar . “Anak muda sekarang ini  lebih kenal makanan cepat saji. Padahal Budaya kita tidak kalah dengan budaya asing. Kami harapkan lewat ajang ini Pada akhirnya mereka bangga atas hasil prodiuk sendiri,” ujarnya.

Terkait penilaian,  yang ditekankan di industri yaitu kebersihan, waktu penyajian, proses memasaknya harus benar masak, yang paling utama adalah  rasa. Sedangkan kriteria terakhir yaitu, dalam hal  presentasinya.

Harapan ICA  ke depan karena anak muda dan akan bekerja menyeber ke mancanegara diharapkannya bisa mempromosikan lawar yang sebenarnya kita punya jauh lebih bisa dinikmati negara lain.”Jangan labelnya masakan Bali tapi rasanya berbeda,” sarannya..

Sekadar informasi,  makanan khas Bali lawar sudah ada dijual Amerika, namun tastenya tidak seperti di Bali. Kiprah ICA pun sempat  memberikan pembinaan, dengan harapan  restaurant menyajikan masakan Bali tidak ada beda rasa. AS-MB