Arist-Merdeka-Sirait (1)

Jakarta (Metrobali.com)-

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan konflik antara TNI dengan POLRI di Batam, Rabu (19/11) dapat memengaruhi perkembangan psikologi anak.

“Konflik itu menjadi contoh yang tidak mendidik bagi anak-anak,” katanya di Jakarta, Kamis (20/11).

Menurut dia, hal tersebut dapat memicu tindak kekerasan bagi anak-anak jika mereka tidak mendapatkan bimbingan yang benar ketika menyerap informasti itu.

“Kekerasan menjadi salah satu yang mudah didaur ulang oleh anak-anak,” jelasnya.

Arist menambahkan setiap orang khususnya bagi yang telah dewasa mempunyai kontribusi yang besar dalam membangun dan mendidik psikologis anak.

“Entah itu TNI, polisi, pejabat, pemimpin atau siapapun harus bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anak,” katanya, Sementara itu, Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid, mengatakan contoh keteladanan di masyarakat untuk anak-anak pada masa sekarang kurang.

“Banyak pemimpin di masyarakat yang malah saling terlibat tawuran,” kata putri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) itu.

Yenny menambahkan jika konflik yang ada kemudian diserap mentah-mentah oleh anak-anak maka akan memunculkan permasalahan pada generasi mendatang.

“Harus disuguhkan sebuah alternatif bahwa hal itu tidak betul,” katanya.

Ia berharap bagi orang dewasa khususnya para orang tua harus lebih peduli dalam mendidik dan memberi contoh teladan yang baik bagi generasi muda. AN-MB