Kandidat ‘’SMS” Wayan Sudirta, saat turun ke pasar, salah satu terminal hasil pertanian.

Kandidat ‘’SMS” Wayan Sudirta, saat turun ke pasar, salah satu terminal hasil pertanian.

Karangasem (Metrobali.com)-

 

Kehidupan petani dan peternak di Karangasem, umumnya tidak berkecukupan. Beaya produksinya sangat tinggi, harga pasar ketika panen sagat rendah, sementara bantuan untuk modal produksi sampai perlindungan terhadap hasil produksi dirasakan sangat kurang. Menilik keluh kesah petani tersebut, pasangan ‘’Nomor 1’’ Sudirta-Made Sumiati alias “SMS” bertekad dan berkomitmen untuk melindungi petani, melalui sejumlah program dan kebijakan, bila kelak dipercaya memimpin Karangasem.

Diantaranya komitmen untuk membebaskan dari pajak untuk lahan pertanian yang luasnya kurang ari 25 are.  Selain itu, SMS juga menyiapkan koperasi untuk sektor pertanian maupun peternakan, baik untuk membantu sarana produksi, teknologi paska panen serta pemasaran produksi pertanian. Setidaknya, akan dibentuk satu koperasi setingkat kabupaten ataupun kecamatan, disesuaikan dengan kondisi setempat.

                Hal  itu dituangkan dalam  Program Unggulan SMS di sektor pendidikan, sektor kesehatan, sektor ekonomi dan sektor lain-lain, mengacu pada indikator dalam IPM (indeks pembangunan manusia) dimana Karangasem merupakan daerah dengan IPM terendah diantara kabupaten/kota se-Bali.

                SMS juga berkomitmen memperhatikan hasil produksi pertanian setempat melalui beberapa kebijakan. Untuk menghargai dan memberdayakan petani serta produksinya, seperti ubi, jagung, salak, pisang, mangga, pepaya, nangka, dan lain-lainnya, pada acara-acara resmi pemerintah daerah, akan diwajibkan menghidangkan menu dari produksi lokal. Sepanjang kandungan nutrisi dan vitaminnya memenuhi kebutuhan tubuh untuk kesehatan, Pemkab wajib menghidangkan produksi pertanian lokal dalam acara-acara resmi pemerintahan di Karangasem. Selain karena melindungi petani, juga memperhatikan pentingnya aspek nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Untuk diketahui, produksi salak Karangasem sangat besar. Tahun 2013 total 26.603 ton lebih dan mayoritas dihasilkan dari lahan di Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Selat. Produksi pisang total 15.429 ton, nangka total 9.997 ton, jambu mete total 18.838 ton.

SMS yakin produksi tersebut masih bisa dilipatgandakan, asalkan petani diberikan bantuan penyuluhan melalui PPL (penyuluh pertanian lapangan), bantuan sarana produksi serta teknologi produksi sammpai paska panen serta pemasarannya. Dengan APBD yang lalu sekitar Rp 1,3 triliun, dan dipastikan akan meningkat tiap tahunnya, SMS yakin bisa meningkatkan dan memberdayakan para petani, seperti halnya sektor lain-lainnya.

Tentu saja infrastruktur seperti jalan ke pedesaan dan pedalamanan harus diperbaiki, Koperasi untuk petani dibentuk, pasar-pasar tradisional harus ditata dan dibangun lebih baik, pendidikan non formal untuk memberikan keterampilan kepada angkatan kerja dari siswa-siswa yang putus sekolah, seperti dengan kursus gratis yang dibeayai APBD untuk keterampilan komputer, mengemudi, penguasaan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan lainnya. Mereka yang selama ini ‘’berprofesi’’ sebagai gelandangan dan pengemis, kelak diberdayakan dan diberikan keterampilan, antara lain untuk menggarap lahan pertanian, agar mampu memperbaiki taraf hidupnya secara bermartabat. RED-MB