Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Kelautan dan Perikanan,  Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (11/8/2020) melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Penelitian Tanaman Padi  (BB Padi), Balitbangtan di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

 

Jawa Barat (Metrobali.com)-  

 

Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Kelautan dan Perikanan,  Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (11/8/2020) melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Penelitian Tanaman Padi  (BB Padi), Balitbangtan di Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Rombongan dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan diterima Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjri Djufry dengan didampingi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Priatna Sasmita.

 

Kepada para anggota Komisi IV,  Kepala Balitbangtan menegaskan bahwa Balitbangtan siap mendukung seluruh wilayah sesuai kondisi masing-masing dalam pengembangan komoditas pertaniannya.

 

“Kami punya padi, jagung, kedelai, umbi-umbian, bawang merah, dan untuk ternak ada domba garut bisa kami siapkan pendampinganya disetiap provinsi karena kami memiliki kantor BPTP yang tersebar disetiap provinsi,“ tambahnya.

 

Khusus mengenai penelitian padi, Fadjry mengatakan bahwa Balai Besar Penelitian Padi sejak didirikan tahun 1972 telah menghasilkan kurang lebih 318 varietas unggul baru. Bahkan, tiap tahun Balai Besar ini bisa memproduksi kurang lebih 20 hingga 50 varietas unggul baru yang ditanam di seluruh Indonesia.

 

“Kita berbangga Indonesia punya riset padi, dari tempat inilah dihasilkan seluruh varietas unggul baru padi yang ada di Indonesia. Dari 12 juta hektar luas tanam padi, 94% varietas padi yang ditanam hasil Balitbangtan. Jadi memang ini sangat berkontribusi besar terhadap padi/pangan, karena kalau meningkatkan produktivitas tidak ada cara lain kecuali memperbaiki kualitas padi kita,” lanjut Fadjri.

 

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, dalam sambutannya menekankan mengenai pentingnya Balitbangtan terutama dalam peningkatan produktivitas padi. “Kita sering melupakan akar masalah, bahwa seluruh produktivitas padi yang ada di Indonesia, kunci utamanya adalah di Balitbangtan,” ujarnya.

 

Diakhir sambutannya Dedi menyarankan agar areal di BB Padi selain menjadi pusat penelitian juga bisa menjadi wilayah edukasi bagi masyarakat dan pelajar. “Saya dari tadi memandang, bangunan harus diubah semua, kemudian ditata kembali, biar anak-anak sekolah itu mengerti bagaimana cara menanam padi,” ungkapnya.

 

Dedi juga mengusulkan adanya museum yang menceritakan sejarah penelitian padi di Indonesia. “Saya sarankan diadakan museum sejarah dari awal sampai sekarang (BB Padi) dan museum itu sendiri nantinya dijadikan tempat studinya anak-anak sekolah dan menjadi basic pangan nasional harus dipertahankan,” lanjutnya.

 

Sementara, Bupati Subang yang diwakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang Jaja Rohadamaja, melaporkan capaian Kabupaten Subang dalam mendukung program pertanian terutama mengenai potensi luas sawah dan produksi padi.

 

“Pada tahun 2019 Kabupaten Subang di peringkat ketiga tertinggi se-Indonesia sebagai daerah penghasil beras, Potensi luas sawah di Kabupaten Subang 84.570 hektare merupakan terluas ketiga se-Jawa Barat setelah Indramayu dan Karawang. Panen padi berdasarkan data statistik tahun 2019, sawah seluas 156.298,5 hektare adapun produksi padi 942.932 ton gabah kering giling. Kalau dikonversi ke beras 540.960 ton beras,” jelas Jaja.

 

Serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam acara tersebut meliputi meninjau gudang benih Unit Pengelola Benih Sumber, melihat display pertanaman Varietas Unggul Baru padi dan demo alat sebar benih dengan drone di areal Kebun Percobaan Sukamandi dilanjutkan ke lahan mina padi dan berakhir di Saung Agroinovasi untuk melakukan tatap muka dengan para tamu undangan yang hadir.