Keterangan foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan Lomba dan Workshop Kewirausahaan Sektor Kelautan dan Perikanan dengan tema ‘Mencetak Generasi Milenial Unggul’, pada Sabtu (12/10)/MB

Jakarta, (Metrobali.com) –

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan Lomba dan Workshop Kewirausahaan Sektor Kelautan dan Perikanan dengan tema ‘Mencetak Generasi Milenial Unggul’, pada Sabtu (12/10). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BRSDM Sjarief Widjaja.

Kegiatan ini terlaksana guna mewujudkan Nawacita Jokowi-JK pada agenda prioritas ke-7. Dikatakan bahwa pemerintah akan mewujudkan kedaulatan keuangan bagi nelayan, pembudidaya ikan, dan pelaku usaha kelautan dan perikanan skala mikro dan kecil dalam rangka memajukan sektor kelautan dan perikanan dengan bertumpu pada visi Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Potensi sumber daya kelautan dan perikanan saat ini sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan lapangan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatakan kesejahteraan masyarakat. Sempitnya lapangan pekerjaan merupakan masalah yang belum terpecahkan. Ditambah lagi rendahnya penyerapan tenaga kerja oleh dunia usaha dan dunia industri yang disebabkan sumber daya manusia yang dimiliki tidak mempunyai keterampilan yang memadai (unskill labour),” tutur Sjarief.

Atas landasan tersebut, KKP berkomitmen penuh meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kapasitas sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Saat ini, salah satu usaha yang dilakukan KKP untuk meningkatkan jumlah wirausaha adalah memasukkan kegiatan kewirausahaan ke dalam mata pelajaran/mata kuliah baik pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi lingkup KKP.

“Program kewirausahaan sudah dilakukan secara parsial pada satuan pendidikan kelautan dan perikanan. Tahun ini merupakan tahun pertama kita menyelenggarakan Gelar Kompetisi Kewirausahaan lingkup KKP. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan wirausaha muda,” terang Sjarief.

Di samping itu, sumber daya manusia yang dihasilkan diharapkan memiliki karakter unggul dan memiliki kompetensi sehingga menjadi tenaga kerja profesional, memiliki jiwa wirausaha yang kuat, dan berkarakter baik. Dengan demikian dapat menjadi kekuatan bagi pengembangan dunia usaha dan dunia industri kelautan dan perikanan.

“Tantangan di masa depan akan lebih berat. Tantangan-tantangan itu belum tentu dapat dihadapi dengan sekadar pengetahuan dan hard skills yang diperoleh langsung melalui pendidikan akademik. Namun juga diperlukan kompetensi dan keterampilan lain atau soft skill, seperti keterampilan berkomunikasi, berorganisasi, dan kepemimpinan, serta berbagai keterampilan lain. Semua proses kreatif, inovatif, dan proaktif adalah modal besar yang mutlak dimiliki para lulusan untuk berhasil di dunia nyata,” jelasnya.

Selain itu, angka literasi keuangan sektor kelautan dan perikanan baru mencapai 25-32 persen atau lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 36 persen. Hal ini mengakibatkan nelayan dan masyarakat pesisir masih belum mengenal bank dengan baik.

“Untuk mengatasi kendala dimaksud, KKP membentuk Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) bidang permodalan usaha kelautan dan perikanan. Diharapkan peserta gelar kompetisi kewirausahaan hari ini dapat memperoleh bantuan modal usaha dari LPMUKP setelah lulus dari satuan pendidikan kelautan dan perikanan,” lanjut Sjarief.

Saat ini, 70 persen lulusan satuan pendidikan kelautan dan perikanan (KP) telah terserap dalam dunia usaha dan dunia industri. Melalui kegiatan ini, BRSDM juga menargetkan minimal 10 persen dari setiap lulusan pendidikannya menjadi entrepreneur. Hal tersebut didukung dengan sistem pembelajaran Teaching Factory (TEFA) link and match dengan dunia usaha yang telah diaplikasikan dalam lima tahun terakhir untuk menunjang pendidikan vokasi.

Dalam laporannya, Kepala Pusat Pendidikan KP, Bambang Suprakto, menyampaikan bahwa peserta Gelar Kompetisi Start Up Nasional berasal dari pemenang kompetisi kewirausahaan yang dilaksanakan di satuan pendidikan KP, yang terdiri dari 14 kelompok dari pendidikan tinggi KP (STP dan Politeknik KP) dan 11 kelompok dari pendidikan menengah (SUPM).

“Selain Gelar Kompetisi Start Up Nasional kami juga menyelenggarakan Workshop Kewirausahan yang diikuti oleh siswa SMA dan mahasiswa Perguruan Tinggi Nasional. Dalam kesempatan ini juga akan diberikan penghargaan kepada guru dan dosen berprestasi di lingkungan KKP berupa penghargaan Adibakti Mina Bahari,” ujar Bambang.

CEO Jurusanku, Ina Liem, melalui acara ini mengajak generasi milenial untuk menoleh ke laut, menjadikan laut sebagai sektor yang menguntungkan. “Sesuai dengan apa yang dikatakan Presiden, kita harus menghadap laut, jangan membelakangi laut. Mari kita ciptakan SDM yang unggul dari sektor kelautan dan perikanan,” ucapnya.

Workshop Kewirausahaan Sektor Kelautan dan Perikanan turut menghadirkan berbagai narasumber yakni Adi Lingson (CEO Juragan Kapal); Utari Octavianty (Co Founder Aruna Indonesia); dan Jefry Pratama (UMG Idea Lab).

Produk yang diikutsertakan dalam lomba kewirausahaan di antaranya Dori Rame Rice dan Genre Chips dari STP Jakarta; MIETIMI dan Seabar dari Poltek KP Sidoarjo; Pembuatan Zink Anode dari Poltek KP Bitung; Lampu Penarik Ikan dari Poltek KP Sorong; DJERUZU dan Jelly De Nipah dari Poltek KP Pangandaran; Eco Fish Light dari Poltek KP Jembrana; Kepiting Gemuk dalam Galon dari Poltek KP Bone; Tarunaku dan Mirai Food dari Poltek KP Karawang; Mi Mangat dari SUPM Ladong; serta Alat Tangkap Gurita dari SUPM Kupang.

Kegiatan ini terselenggara atas inisiasi Pusat Pendidikan KP dan Jurusanku. Hadir dalam kesempatan tersebut, Pejabat Eselon I, II, III, hingga IV lingkup KKP; Kepala Satuan Pendidikan lingkup KKP; Koordinator Entrepreneur Business Centre (EBC) satuan Pendidikan Kelautan dan Perikanan; serta mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Udayana, Universitas Diponegoro, UPN Veteran, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Gajah Mada, Universitas Prasetiya Mulia, Universitas Negeri Yogyakarta, hingga Universitas Hasanuddin.