Budidaya Udang

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan budidaya udang windu di sejumlah daerah dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan seperti dengan menggunakan bahan bakar gas (BBG).

“Budidaya udang merupakan salah satu usaha yang menjanjikan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Terobosan teknologi baik dari segi teknologi budidaya maupun teknologi sarana dan prasarana pendukung terus dikembangkan,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (11/5).

Slamet mencontohkan, salah satu teknologi sarana budidaya udang yang telah dikembangkan KKP antara lain di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar, Sulawesi Selatan.

Di BPBAP Takalar, ujar dia, adalah penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk mendukung usaha budidaya udang.

“Biaya yang diperlukan untuk bahan bakar dalam satu musim budidaya udang mencapai 25 persen dari total biaya. Bahan bakar ini terutama diperlukan untuk menggerakkan kincir dan pompa air. Dengan rekayasa penggunaan BBG dalam usaha budidaya udang ini maka, biaya bahan bakar dapat dihemat hingga 25 persen,” katanya.

Ia mencontohkan, petambak dengan dua kincir dan satu pompa menghabiskan 1.400 liter solar serta 160 liter premium untuk satu musim budidaya selama 70 hari. Sedangkan satu musim keluar biaya sekitar Rp12 juta untuk beli bahan bakar.

Dengan menggunakan BBG maka biaya yang dikeluarkan bisa di hemat menjadi sekitar Rp3 juta per musim.

“Ini akan meningkatkan keuntungan petambak dan sekaligus mengurangi ketergantungan petambak akan BBM yang harganya akan semakin meningkat dari tahun ke tahun,” katanya.

Selain itu, teknologi tersebut dinilai juga ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan perairan dan tanah di sekitar tambak udang.

Untuk itu, KKP juga bakal mengembangkan dan menyebarluaskan penerapan teknologi tersebut sehingga mampu digunakan secara mudah dan murah oleh masyarakat.

Di samping itu, penggunaan teknologi ini juga dinilai selaras dengan kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yaitu Mandiri, Berdaya Saing dan Ramah Lingkungan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto memaparkan, kebijakan pemerintah dalam mengembangkan budidaya perikanan harus berdasarkan kepada tiga pilar pembangunan yaitu kesejahteraan, keberlanjutan dan kedaulatan.

Salah satunya, ujar dia, adalah Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang mendorong produksi pakan ikan dengan menggunakan bahan baku lokal dengan memanfaatkan sumberdaya alam di masing-masing wilayah khususnya di sentra-sentra perikanan budidaya.

Slamet juga menambahkan perlunya usaha budidaya perikanan harus berkelanjutan baik dari segi usaha maupun lingkungan.

“Perikanan budidaya harus menguntungkan, sehingga dapat terus berlanjut dan berkembang. Di samping itu, perikanan budidaya harus ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan, sehingga dapat diusahakan terus menerus,” ujarnya. AN-MB