Mangupura (Metrobali.com)-

Kisruh hubungan Indonesia-Australia tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara asal Australia. Wisatawan Australia tetap ramai mengunjungi Bali. Pada bulan-bulan ini, kunjungan Wisman asal Australia mencapai 60 – 70 ribu perbulan.

“Saya pantau bulan terakhir, belum ada pengaruhnya,” demikian Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Badung, Cok Darmawan, Rabu (27/11), saat jumpa pers dengan wartawan.

Ia mengatakan, warga Australia dan Bali sudah seperti saudara. Karena itu, mereka tidak berpengaruh dengan hubungan antar pemerintah. Mereka lebih mementingkan hubungan persaudaraan antar warga. “Jadi kecuali pemerintahnya berperang dengan kita, mereka pasti datang,”katanya.

Walaupun demikian, ia mengharapkan pemerintah Indonesia tetap bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Darmawan berkeyakinan, presiden SBY mampu menyelesaikan masalah penyadapan ini dengan kepala dingin. Apalagi, Indonesia dan Australia sama-sama memiliki kepentingan yang besar dalam hubungan kedua negara. “Saya rasa ini tidak akan berkembang buruk,”ujarnya.

Menurutnya, wisatawan Australia merupakan wisatawan yang paling banyak berkunjung ke Bali. Wisatawan ini sudah menjadikan Bali seperti rumah keduanya. Karena itu, hubungan ini harus tetap terjaga dengan baik. “Saya harapkan demikianlah,”tegasnya.

Pemkab Badung, lanjutnya, sudah menyiapkan berbagai sarana untuk menerima kunjungan wisatawan manca negara. Pihaknya sudah menambah pos-pos bala wista, dan berbagai fasilitas lainnya. Pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai destinasi pariwisata baru.

Salah satu unggulan Badung, katanya, adalah pengembangan desa wisata. Pengembangan ini dilakukan dengan tidak mengubah bentuk asli desa. “Desa-desa dibiarkan begitu saja sesuai aslinya,”ujarnya.

Pemkab Badung, katanya, bertekad untuk mempertahankan pola pariwisata berbasis kerakyatan ini, terutama di Badung utara. Karena itu, investor-investor yang datang berusaha untuk distopnya. Sebab jika mereka masuk, mereka akan mengubah aktivitas penduduk dari petani menjadi tenaga kerja di sektor pariwisata. “Ini yang tidak kita mau,”katanya.

Pihaknya ingin menyiapkan, desa-desa wisata dengan gayanya sendiri. Beberapa rumah warga, bahkan sudah ada yang disiapkan menjadi tempat penghinapan. Dengan pola ini, wisatawan diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi lokal. “Itu yang kita harapkan,”tegasnya.

Dia mengaku sudah banyak menerima tawaran dari investor untuk berinvestasi di desa-desa wisata. Tetapi pihaknya terus menyetopnya sebab itu telah menjadi kebijakan pemerintah untuk mengembangkan pariwisata berbasis kerakyatan. “Kita stop itu,”ujarnya didampingi Kabag Humas Sekkab Badung, AA Raka. TAR-MB