Rai Mantra 18

 Denpasar (Metrobali.com)-

Pada tahun 2015 ini, Bali di bagian selatan, khususnya Kota Denpasar diprediksi mengalami krisis air bersih. Ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan gedung yang semakin pesat, sehingga persediaan air yang tersedia tidak mencukupi. Kenapa?

AIR merupakan hak setiap warga negara, termasuk air bersih, air minum dan air untuk produksi pertanian. Sesuai dengan ketentuan undang-undang tentang air, yakni UUD 1945 pasal 33 ayat 3, yang berasaskan kebersamaan dan kemerataan yang berkeadilan secara berkelanjutan.

Ironisnya, selama ini sumber air acapkali dikuasai pihak tertentu baik perusahan swasta maupun perusahan pemerintah seperti Perusahaan Daerah Air Minum untuk kepentingan mendapatkan keuntungan bernilai ekonomis semata. Kebanyakan perusahaan ini hanya melayani wilayah perumahan yang mudah ditagih untuk biaya air minum. Akibatnya, ketersediaan air bersih di Kota Denpasar semakin kritis.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah pun semakin gencar menggalakkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan kawasan sumber air, termasuk air hujan sebagai sumber air bawah tanah dengan sistem lubang biopori dan pemanfaatan sumur bos yang mengadaptasi kemajuan teknologi kekinian untuk keperluan apa saja, terutama air minum. Bahkan, ternyata air hujan dianggap lebih sehat dari air kemasan. 

Langkah strategisnya, dengan memuliakan kawasan sumber air mulai dari daerah hulu sampai daerah hilir secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Di antaranya melakukan penghijauan, menjadikan kawasan sumber air sebagai jalur hijau yang abadi sepanjang zaman, serta membangun berbagai infrastruktur jaringan sumber air bersih yang baru. Guna menyokong kebutuhan air bersih di wilayah Kota Denpasar, sehingga dapat terdistribusi langsung ke rumah tangga.

Dalam konteks inilah, Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, secara kontinyu berupaya melakukan beragam terobosan strategis yang kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan kinerja pengabdian sosialnya bersama jajarannya di pemerintahan untuk melayani kepentingan publik, warga masyarakat Kota Denpasar, terutama terkait ketersediaan sumber air bersih.

Diakuinya, fenomena krisis air bersih di Kota Denpasar memang telah diprediksi berbagai pihak terkait termasuk tim peneliti dari kalangan akademisi baik dalam negeri maupun luar negeri semenjak beberapa tahun lalu. Oleh sebab itulah, pihaknya secara terus-menerus telah berupaya maksimal melakukan berbagai terobosan inovatif dalam mencukupi kebutuhan air bersih di Kota Denpasar.

Bahkan, proyek infrastruktur jaringan air bersih seperti sistem penyediaan air minum (SPAM) Tukad Penet dengan kapasitas 300 liter/detik, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Waribang dengan kapasitas 125 liter/detik nantinya diharapkan dapat menyokong kebutuhan air bersih di Kota Denpasar di masa datang.

Di samping itu, tahun ini juga mulai dibangun infrastruktur jaringan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih di wilayah Bali, termasuk Kota Denpasar tentunya, dengan memanfaatkan sumber air dari Tukad Ayung, yang berkapasitas 2.350 liter/detik. Anggaran proyek ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 2 triliun.

Menurutnya, upaya mengatasi krisis air bersih di Bali dan Kota Denpasar khususnya bukan hanya sekadar berorientasi pada pembangunan infrastruktur saja, melainkan justru yang terpenting adalah upaya pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) secara bermartabat dan beradab. Sehingga, mampu tampil menjadi pribadi berjiwa kreatif serta inovatif yang memiliki mental dan moral kuat untuk menjaga dan memuliakan keasrian kawasan penyangga sumber air secara berkelanjutan agar tetap lestari sepanjang zaman demi kesejahteraan.

Langkah bijaknya, seperti menciptakan lingkungan sekitar tetap hijau dan bersih, serta membuat lubang biopori untuk resapan air hujan, berupaya menjaga dan melakukan penghijauan di kawasan sumber air secara terus-menerus dan berkelanjutan, serta mengolah air laut untuk air minum dengan mengadopsi teknologi canggih kekinian. Intinya, dengan memuliakan keasrian kawasan sumber air dari hulu hingga hilir, maka kebutuhan air bersih di Kota Denpasar sudah pasti akan senantiasa dapat terpenuhi.WB-MB