Foto: Ketua Umum PSI Grace Natalie bersama pengurus dan kader PSI Bali saat acara Solidarity Tour” sebelum Pileg 2019 lalu.

Denpasar (Metrobali.com)

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie digadang-gadang menjadi salah satu calon menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II Presiden Jokowi. Wacana ini pun tidak terlalu disikapi serius kader dan pengurus PSI di daerah.

Sejalan dengan pernyataan ketua umum mereka, pengurus dan kader PSI di daerah mengaku tidak memaksakan agar ketua umumnya dipinang oleh Presiden Jokowi sebagai menteri.

“Semua itu hak prerogratif presiden tidak ada paksaan agar kader PSI masuk dapat kursi menteri,” kata Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto S.H.,M.H.,CHT., saat dihubungi Rabu (17/7/2019).

Hal tersebut disampaikan Adi Susanto menyikapi isu dan pemberitaan yang santer menyebut Grace Natalie masuk sebagai calon menteri dalam Kabinet Presiden Jokowi.

Menurut Adi Susanto Presiden Jokowi tentu lebih tahu dan lebih paham bagaimana kebutuhan pemerintahan dan bagaimana meracik para menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II.

Dalam konteks itu maka PSI percaya sepenuhnya Presiden Jokowi akan mampu menggunakan hak prerogatifnya untuk mewujudkan semacam “The Dream Team Kabinet” untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera lima tahun kedepan.

Adi Susanto juga mengakui tentunya PSI tahu diri dan sadar diri dengan realitas politik yang ada saat ini. Sebab seperti diketahui PSI yang baru pertama kali ikut dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 ini hanya meraup suara sah 2 persen secara nasional dan tentunya belum mampu menempatkan wakilnya di parlemen di DPR RI.

Atas pertimbangan itu pulalah PSI tidak pernah merengek-rengek meminta jatah menteri ke Presiden Jokowi walaupun sejak awal memang terlibat di koalisi berjuang bersama memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2204.

“Kami sadar diri dan tahu dirilah. Seperti Ketum kami bilang PSI tidak dalam posisi merengek-rengek meminta jatah menteri. Kami percayakan kepada hak prerogatif Presiden Jokowi. Kami hanya berharap yang terbaik untuk bangsa ini,” beber Adi Susanto yang sempat maju sebagai caleg DPR RI dapil Bali dari PSI ini.

Tetap Siap Jika Kader Terbaik PSI Dipinang Jadi Menteri

Namun PSI tentu juga siap jika memang keinginan menjadikan salah satu kader terbaik PSI sebagai menteri datang dari Presiden Jokowi. “Kami siap bantu presiden jika salah satu kader terbaik kami dipercaya jadi menteri. Kami punya banyak kader potensial, calon menteri dari kalangan milenial juga banyak,” imbuh Adi Susanto.

Terkait beredarnya nama-nama menteri Kabinet Jokowi di sejumlah media sosial maupun pesan berantai di WhatsApp Group yang salah satunya memuat nama Grace Natalie sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Adi Susanto menegaskan bahwa itu hanya hoax.

Sebelumnya DPP PSI juga menegaskan daftar nama-nama calon menteri yang beredar tersebut juga kabar bohong.  “Nama-nama calon menteri itu hoax saja, itu tidak benar. Publik kami harapkan jangan mudah percaya. Kita tunggu saja pengumuman resmi dari Presiden,” tegas Adi Susanto.

“PSI pun saat ini dalam kapasitas menunggu seperti apa komposisi menteri untuk bekerja membantu presiden 5 tahun ke depan,” imbuh Adi Susanto yang juga pendiri Monarch Bali, sekolah perhotelan dan kapal pesiar ini.

Namun saat ditanya bagaimana sosok Grace Natalie yang digadang-gadang menjadi salah satu calon menteri Jokowi, politisi asal Desa Bugbug, Karangasem ini menilai Ketum PSI ini tentu punya kualitas, kapasitas, kompetensi dan kapabilitas sebagai seorang menteri.

“Kami lihat Ketum kami punya kapasitas dan kapabilitas, jadi punya potensi isi jabatan itu (menteri, red). Tapi itu kembali menjadi hak prerogatif Presiden Jokowi. Kami apresiasi ada wacana itu tapi tetap PSI tahu diri,” tutup Adi Susanto juga advokat di Kantor Hukum Widhi Wasa Nugraha & Partners.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengklaim tak pernah menyodorkan nama menteri kepada presiden terpilih Joko Widodo. Menurutnya PSI tak pernah memasang harga sejak memutuskan mendukung Jokowi.

“Sampai hari ini pun PSI tidak pernah meminta-minta merengek-rengek apalagi maksa. Jadi kami percaya, Pak Jokowi tahu persis apa yang beliau butuhkan orang-orang seperti apa,” kata Grace di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Minggu (14/7) sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Selain itu, Grace menjelaskan bahwa PSI tidak dalam posisi untuk meminta jatah menteri. Ia enggan menanggapi spekulasi nama menteri yang beredar dan menyerahkan semua kepada Jokowi. (wid)