Keterangan foto : Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali I Nengah Yasa Adi Susanto S.H.,M.H.,CHT.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dukungan terhadap Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan atau Tim Sukses (Timses) Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali terus menguat. Kini dukungan datang dari sesama pimpinan partai politik (parpol) koalisi pendukung Jokowi. Salah satunya Partai PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Bali.

“Pak Koster ataupun Pak Sudikerta sama-sama bagus kalau jadi Ketua Tim Pemenangan (Jokowi-Ma’ruf-red) di Bali. Tapi Pak Sudikerta lebih tepat,” kata Ketua DPW PSI Bali I Nengah Yasa Adi Susanto S.H.,M.H.,CHT., Jumat (24/8/2018) di Kantor DPW PSI Bali Jalan Kusuma Bangsa, Denpasar.

Dijelaskan, Koster sebagai Ketua DPD PDI P Bali memang juga cocok menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali. Sebab PDI P merupakan partai terbesar di Bali dalam koalisi pendukung Jokowi. Kedua, Koster juga sudah sukses pada Pilpres 2014 lalu sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla dengan kemenangan telak 71,42 persen suara atas pasangan Prabowo-Hatta.

Ketiga,secaraelektoral, figur Koster yang baru  terpilih sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023 tentu bisa mempengaruhi pemilih dan meraup suara lebih untuk Jokowi. Namun posisi sebagai Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali jangan sampai mengganggu posisi Koster sebagai gubernur.

Jadi, kata Adi Susanto,  sebaiknya  Koster fokus kepada realisasi visi misi dan janji kampanye selama tiga bulan ke depan. Sebab Koster banyak punya janji kepada masyarakat Bali yang harus dibuktikan dan “dibayar lunas”.

“Program 100 harinya harus benar-benar bisa fokus dijalankan dan ditepati demi kesejahteraan masyarakat Bali. Jangan sampai diganggu dengan rapat-rapat Tim Pemenangan,” ujar Adi Susanto lantas menambahkan Koster lebih tepat sebagai Ketua Tim Pengarah atau Dewan Penasehat.

Dengan pertimbangan tersebut, PSI Bali menilai Sudikerta lebih tepat dipercaya menjadi “panglima” pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali. Sebab Sudikerta yang akhir Agustus ini sudah habis masa jabatannya sebagai Wakil Gubernur Bali periode 2013-2018 bisa lebih fokus pada upaya pemenangan. Tidak juga menggangu jalannya pemerintahan di Pemprov Bali.

“Kalau hitungan-hitungan biar fokus dan tidak menggangu pemerintahan, saya lebih setuju Pak Sudikerta. Beliau sudah tidak jadi Wakil Gubernur maka bisa fokus sambil maju sebagai caleg DPR RI,” ujar politisi muda asal Desa Bugbug, Karangasem itu.

Sementara secara kapabilitas dan pengalaman politik, Sudikerta tentu tidak perlu diragukan lagi. Karir politiknya sudah teruji di medan laga pileg sebagai anggota DPRD Bali maupun pilkada sebagai Wakil Bupati Badung dua periode dan Wakil Gubernur Bali satu periode. Termasuk juga sebagai Ketua DPD I Golkar Bali dua periode

Jadi kekuatan Sudikerta untuk menggalang massa, mempersuasi publik untuk memilih Jokowi dan mengkonsolidasikan kekuatan lintas parpol sudah sangat mumpuni.

“Pak Sudikerta sama-sama pengalaman dan sama-sama ketua partai besar di Bali. Yang penting bisa lebih fokus,” pungkas Adi Susanto yang juga maju nyaleg ke DPR RI ini.

Diberitakan sebelumnya,Koster mengaku menunggu keputusan DPP PDI P soal penugasan menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali. Namun ia mengaku siap jika kembali dipercaya sebagai “panglima” pemenangan Jokowi di Pulau Dewata.

“Soal itu (Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’aruf Amin di Bali-red) nanti terserah DPP (PDI P-red). Tapi masak kalau ditugaskan tidak siap. Pasti siap,” tegas Koster saat ditemui di Kantor DPD PDI P Bali, Kamis (23/8/2018).

Namun Koster yang juga mantan anggota DPR RI tiga periode itu enggan berkomentar lebih jauh. Begitu pula saat ditanya apakah tidak ada benturan dan akan menggangu konsentrasinya sebagai Gubernur Bali ketika ia juga menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi di Bali.

“Jangan dulu kesana. Masih jauh. Tidak usah berita itu dulu. Tidak ada gunanya,”  ujar Koster yang bersama Wakil Gubernur terpilih Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace akan dilantik pada 17 September 2018 mendatang

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Whraspati Radha