Ketua PRSSNI Bali AGus SatuhediKetua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bali Komang Agus Satuhedi

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Pertumbuhan lembaga penyiaran Radio di Indonesia terus mengalami lonjakan, yaitu sekitar 1.288 stasiun pada tahun 2009 meningkat menjadi 1.986 stasiun pada tahun 2013 atau pertumbuhan mencapai rata-rata 10% per tahun.

Pertumbuhan jumlah radio yang signifikan ternyata tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pendengar radio dalam populasi, lama waktu mendengarkan radio dan alokasi iklan radio, papar Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Bali Komang Agus Satuhedi saat menyampaikan makalah dalam Forum Dialog dengan Tema “Tata Cara dan Persyaratan Perpanjangan izin Penyelenggaran Penyiaran Lembaga Penyiaran Jasa Penyiaran Radio di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kominfo, selasa (1/3/2016) di Mercure Hotels Kuta Bali.

Kata dia,” data Radio Reach atau jumlah pendengar radio diantara populasi penduduk di satu kota tidak mengalami pertumbuhan, tetap dari tahun ke tahun bahkan beberapa diantaranya mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan stasiun radio untuk merebut pendengar semakin ketat karena jumlah pendengar yang diperbutkan cenderung tidak bertambah,”ungkapnya.

Lebih jauh Agus Satuhedi memaparkan Data Time Spent Listening atau lamanya waktu mendengar dari tahun ke tahun juga tidak mengalami pertumbuhan, tetap, bahkan di kota-kota utama di Indonesia mengalami penurunan. Lamanya waktu mendengar siaran radio per minggu rata-rata 15,5 Jam atau 2,2 jam per hari. Hal ini menunjukkan kualitas isi siaran radio belum dapat membuat pendengar mendengarkan radio dalam waktu yang lama.

Terkait belanja iklan radio (Radio Advertising Exenditure), data menunjukkan alokasi belanja iklan untuk radio rata-rata 0,7 % dari total belanja iklan (Advertising Expenditure) dan pertumbuhannya rata-rata 7%, hal ini tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah stasiun radio yang mencapai 10% per tahun. “Dapat dipastikan bahwa semakin banyak stasiun radio yang akan memperebutkan belanja iklan yang jumlahnya terbatas. Persaingan memperebutkan belanja iklan semakin ketat dari tahun ke tahun. Penikmat radio di Indonesia, saat ini hanya 22 persen. “Tak hanya radio, seluruh media kini sedang mengalami sunset industries, dan galau,” ujar Agus Satuhedi dihadapan peserta dialog.

Menyikapi permasalahan ini melalui wadah PRSSNI, Agus Satuhedi berharap pemerintah dapat menciptakan regulasi yang mampu mendorong perkembangan iklim Industri radio yang sehat, mengingat peran dan fungsi radio di masyarakat yang sangat berpengaruh besar dalam pembentukan pendapat, sikap dan perilaku khalayak. Dan menjaga nilai moral, tata susila budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa termasuk pelayanan perijinan yang lebih simple dan tidak berbelit-belit.

Sementara Anton Dailami, Kasubdit iklim usaha penyiaran dan kelayakan teknologi mengatakan,” saat ini ada alih teknologi yang menyebabkan kesulitan dalam pengaturan. “Kedepan apakah dunia TV dan Radio masih bisa disebut media massa, karena melalui teknologi informasi yang semakin berkembang dimana media akan masuk ke ruang-ruang pribadi,”tandasnya.

Forum dialog yang digelar oleh Kementerian Kominfo pusat ini menghadirkan pembicara dari KPID Bali yang diwakili oleh AA. Rai Sahadewa, SH dan menghadirkan seluruh manajemen dari Lembaga Penyiaran Radio di Bali. MN-MB