Ketua MPR minta polisi pastikan tindakan hukum atas kasus Tanjungbalai

Sejumlah warga melihat kondisi Kelenteng Dewi Samudera yang telah dipasang garis polisi pasca kerusuhan, di Tanjung Balai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai pada Jumat (29/7) menyebabkan sejumlah vihara dan kelenteng rusak. (ANTARA FOTO/Anton)
Kupang, NTT (Metrobali.com)-
Ketua MPR, Zulkifli Hasan, “Aparat kepolisian harus segera melakukan tindakan hukum dan menjaga situasi di lokasi kejadian agar kembali kondusif.” Dia katakan itu terkait perusakan wihara, di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat malam lalu (29/7).

Kepada wartawan di Kupang, Minggu (31/7), dia menyampaikan, kondisi kehidupan masyarakat yang toleran tentu akan selalu diusik sejumlah kelompok intoleran untuk kepentingan perpecahan dalam masyarakat.

Hal itu akan dilakukan dengan sejumlah cara dan langkah, agar meski hanya hal sepele namun bisa berbuntut luas dan mengganggu kehidupan keberagaman anak bangsa.

Untuk itu, penting bagi anak bangsa terus menjaga dan merawat nilai dan semangat kebhinekaan dalam konteks Pancasila, agar semakin kuat dan tetap tegar meski diusik sejumlah isu bernuansa agama dan suku serta ras sekalipun.

Kehidupan Bhineka Tunggal Ika yang sejak dulu sudah menjadi bagian dari sendi kehidupan anak-anak bangsa ini, harus tetap dipelihara dan dijaga untuk sebuah keutuhan kehidupan sosial kemasyarakatan yang lebih baik.

Untuk tetap merawat kebhinekaan, maka warga dan setiap anak bangsa harus tetap menjunjung tinggi rasa toleransi dan semangat kerja sama dalam konteks membangun komunikasi antarsesama.

Dengan demikian, maka terciptalah toleransi dan saling menghargai antarkelompok di tengah masyarakat. “Jika sudah saling menghargai dan menjunjung tinggi keharmonisan, saya kira gangguan apapun yang berbau SARA akan ditepis dan bahkan akan dilawan,” katanya.

Dalam konteks kejadian di Tanjungbalai, dia mendesak polisi segera mengambil tindakan hukum untuk yang terlibat dan telah mengganggu keutuhan anak bangsa di daerah itu.

Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi Rina Ginting, mengatakan, aksi itu berawal dari seorang warga yang terusik dengan suara panggilan beribadah dari satu rumah ibadah.

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, memastikan situasi di Tanjungbalai sudah aman usai kerusuhan itu. Masyarakat sudah beraktivitas normal. ANT