Foto: Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar Ketut Suteja Kumara.

Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar Ketut Suteja Kumara mengingatkan para Perbekel se-Kota Denpasar yang baru dilantik untuk bekerja dengan baik utamanya hati-hati mengelola anggaran di desa.

“Selamat kepada para Perbekel untuk bertugas enam tahun ke depan. Tapi Perbekel harus hati-hati kelola anggaran,” kata Suteja Kumara usai menghadiri pelantikan sebanyak 23 orang Perbekel Terpilih Periode 2019-2025 se-Kota Denpasar di Wantilan IPA (Instalasi Pengolahan Air) III Blusung PDAM Kota Denpasar, Jalan Antasura, Denpasar, Senin pagi (11/11/2019).

Peringatan ini cukup beralasan sebab Perbekel atau Kepala Desa cukup banyak mengelola anggaran di tingkat desa. “Dana di desa cukup besar. Perbekel bisa kelola dana Rp 8-11 miliar tiap tahun dari berbagai sumber, termasuk dari Dana Desa dari Pemerintah Pusat,” ungkap Suteja Kumara.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan anggaran yang besar ini harus dikelola dan dialokasikan dengan baik untuk pembangunan infrastruktur maupun SDM dan berbagai program lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Misalnya anggaran harus lebih banyak digunakan untuk belanja modal yang dirasakan langsung masyarakat. Seperti untuk perbaikan jalan, got, penerangan lampu jalan skala desa, perbaikan tempat ibadah, balai banjar dan lainnya.

“Gulirkan program pemberdayaan masyarakat agar lebih sejahtera dari sisi ekonomi,” imbuh Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar ini.

Suteja Kumara juga berharap para pimpinan di Desa se-Kota Denpasar ini mampu menjalankan tugas dengan baik dengan melakukan berbagai inovasi.

Salah satunya yang didorong agar para Perbekel ini mampu melahirkan berbagai inovasi digital untuk meningkatkan pelayanan di desa. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana mampu menyusun dan membangun database desa berbasis digitalisasi.

“Kami dorong Perbekel buat inovasi digital di tingkat desa dan susun database berbasis IT. Jangan buat lagi acara yang hanya bersifat seremonial,” kata Suteja Kumara.

Ia juga berharap para Perbekel ini mampu dengan cerdas mengenali potensi yang ada di desanya. Kalau mereka tidak cerdas kenali potensi desa maka akan sulit membangun desa di tengah Kota Denpasar yang kompleksitasnya cukup tinggi.

Jangan pula sampai salah mengenali dan mengembangkan potensi desa. Sebab hal itu hanya akan membuang-buang anggaran.

“Jangan sampai potensi ekonomi yang A dan B tapi pemberdayaannya X. Jadi disinilah juga pentingnya ada database yang akurat tentang apa saja potensi yang ada di desa,” pungkas Suteja Kumara. (wid)