Mangupura, (Metrobali.com)

Ketua DPRD Badung Dr.Drs. Putu Parwata mengapresiasi perjuangan Bupati Badung. Pemerintah Daerah Badung Ini sungguh-sungguh sangat berjuang melihat kondisi masyarakatnya, khususnya di Covid-19.

“Nah, sehingga apa yang dirancang dalam KUA PPAS itu adalah bagian dari penjabaran RPJMD Semesta Berencana. Jadi saya setuju sekali dikatakan Badung, bahwa Badung ini tidak defisit. Tapi Badung ini mengelola potensinya secara maksimal,” kata Putu Parwata usai Sidang Paripurna DPRD Badung, Selasa (3/8).

Untuk memberikan kesehatan dan kesejahteraan warganya, makanya bupati Badung terus melihat program-program kerakyatan ke bawah dengan tidak membuang atau mengurangi anggaran, artinya tetap mengacu pada RPJMD ini.

“Saya melihat bahwa ada keberanian bupati memasang 2,9 triliyun PAD-nya, dengan menjabarkan dalam program nasional, Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB), 2,9 triliuan pada pendapatan asli daerahnya,”  katanya.

Menurut Parwata, masih berani, bupati Badung dengan maksimal melakukan itu, supaya tercover semua kebutuhan masyarakat, khususnya dalam penanganan Covid-19 ini. Jadi ini fokusnya adalah penggerakan, bagaimana kesehatan masyarakat terlayani 2022, nah ini fokusnya. Dan khusus di bidang kesehatan, makanya 10.6% masih dialokasikan, sementara pendidikan 21.16%.

“Dengan demikian bupati masih berani mengalokasikan pendapatan asli daerahnya itu 1.9, ini akan dilakukan bersama-sama, makanya seperti yang Pak Bupati katakan tadi, kerja kita bersama. Bupati dan DPRD ini harus serius dalam mengawal bagaimana supaya 2.9 triliyun ini betul-betul bisa memenuhi kebutuhan daripada masyarakat Badung,” kata Parwata.

Dikatakan, apalagi sekarang ini masuk ke dalam wilayah APBD kita sudah masuk ke sistem informasi pemerintah daerah (SIPD), sehingga nomenklatur belanja langsung dan belanja tidak langsung sudah ada penjelasannya.

Ramai di Medsos

“Ingin kami sampaikan satu hal, ada beberapa netizen yang berbicara soal defisit anggaran pemkab Badung. Nungkin pertanyaan netizen ini adalah merupakan sebuah introspeksi dan bagi saya sebagai bupati, ada di media-media sosial katanya Badung defisit,” kata Bupati Badung Nyoman Giri Prasta usai sidang Paripurna DPRD Badung, Selasa (3/8).

Begini penjelasan Giri Prasta : “Perlu kami sampaikan defisit itu adalah antara pendapatan tidak sesuai dengan belanja. Kalau berbicara soal APBD, maka APBD itu adalah sebuah asumsi, belanja itu adalah komitmen.

Pertanyaannya sederhana, lanjut dia yang membuat defisit itu kita harus mampu menyelesaikan, khususnya saya sendiri, harus mampu menggerakkan semua potensi yang ada di Badung.

Menutut Bupati Badung, pertanyaannya sederhana, semua kabupaten, provinsi maupun pusat defisit. “Boleh dikatakan seperti itu, bahkan jujur kami katakan di Kabupaten Badung kan program berjalan.”

Yang menjadi jawaban riil itu adalah Kabupaten Badung tidak ada hutang, apalagi ke bank, program kita jalan. Itu saya kira pusat pun sampai melakukan pinjaman ke luar, dan itu untuk kesejahteraan masyarakat.

Yang berikutnya, kata Giri Prasta berbicara tentang tren, tren kita di Kabupaten Badung sebelum pandemi Covid-19, semenjak dirinya menjadi bupati, pertanyaannya sederhana, pendapatan asli daerah Kabupaten Badung melalui pajak ATN dan restoran meningkat atau tidak? meningkat dong.

“Boleh dilihat by the trend, bukan apple to apple. Saya kira itu jawaban riil persoalan daripada yang kadang-kadang disampaikan oleh teman-teman di media, itu adalah merupakan proses untuk saya diingatkan, tapi dalam kesempatan ini boleh dong kita memberikan sebuah penjelasan bahwa kami taat asas,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Badung ini. (SUT-MB)