sidak duktang kesiman kertalangu (10)

Denpasar (Metrobali.com)-

Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, Jumat (10/10) menggelar sidak administrasi kependudukan yang melibatkan tim gabungan TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar, Pecalang, kadus/kaling desa setempat. Dari sidak ini yang juga melibatkan Danramil 1611-01 Kecamatan Denpasar Timur Kapten Ida Komang Widnyana berhasil menjaring 10 Pekerja Sek Komersial (PSK) yang mangkal di bawah jembatan Tukad Ayung, Jl. By Pass Ngurah Rai.

Dari pantauan dilapangan tim gabungan langsung menyasar beberapa kawasan yang sering dijadikan tempat prostitusi. Kedatangan tim langsung membuat beberapa PSK yang sedang mangkal dikawasan tersebut lari tunggang langgang kearah sungai, semak-semak, dan pemukiman warga. Beberapa bilik semi permanen yang ada dikawasan tersebut tak luput dari pantuan tim gabungan yang mendapati dua PSK yang sedang melayani tamu. 10 PSK yang terjaring langsung digelandang ke Kantor Satpol PP Kota Denpasar.

Menurut Kepala Desa Kesiman Kertalangu I.B Bima Putra kegiatan ini untuk menertibkan administrasi kependudukan di Desa Kesiman Kertalangu. Disamping itu juga melakukan antisipasi pasca ditutupnya salah satu lokalisasi di Jawa Timur yang sudah disinyalir masuk diwilayah Kota Denpasar khususnya di Desa Kesiman Kertalangu. I.B Bima Putra juga menjelaskan keberadaan PSK di wilayah Kesiman Kertalangu yang liar dan tinggal di rumah-rumah kos, sehingga hal ini perlu dilakukan antisipasi dengan terus melakukan sidak penduduk yang sangat mencemaskan bagi generasi di Desa Kesiman Kertalangu. Pihaknya bersama seluruh komponen desa tidak ingin desanya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga terus melakukan pemantauan dilokasi tersebut serta akan mengambil tindakan tegas dengan penyegelan. Disamping berhasil menjaring PSK, pihaknya juga menjaring 35 warga luar Bali tanpa Kartu Identitas Penduduk Sementara (KIPS) yang bertempat tinggal di sekitar Lapangan Kapten Japa.

Sementara Kasatpol PP Kota Denpasar I.B Alit Wiradana mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kades/lurah untuk mengantispasi pasca penutupan salah satu lokalisasi di Jawa Timur yang disinyalir telah masuk diwilayah Kota Denpasar. Dari 10 orang PSK yang terjaring ini pihaknya masih melakukan proses lebih lanjut pendataan identitas dengan melakukan tindakan tipiring serta menyerahkan kepada dinas sosial untuk melakukan langkah lebih lanjut.

Salah satu PSK, Yuliana (39) asal Jember yang telah dua kali terjaring razia diwilayah tersebut mengaku harus bekerja seperti ini untuk menjalani hidup sehari-hari. Ia yang diajak temannya ini baru tiga bulan mangkal dibawah jembatan Tukad Ayung, dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya. “ya mau gimana lagi pekerjaan ini mesti saya jalani dengan resiko yang cukup berat,”ujaranya. SIA-MB