Warga Banjar Adat Tegallinggah, Karangasem gelar upacara “Danu Kertih”.

KARANGASEM, (Metrobali.com) –

 

Sungai Songan kerap menelan korban jiwa, warga Banjar Adat Tegallinggah, Karangasem gelar upacara “Danu Kertih” untuk mensucikan kembali mata air sekaligus berharap agar tidak ada lagi korban jiwa diareal Sungai tersebut.

Setidaknya dalam kurun waktu 15 tahun terakhir sudah ada sekitar 10 orang korban yang ditemukan meninggal dunia dikawasan sungai Songan yang dikenal angker oleh warga Tegallinggah.

Selain keangkerannya, konon sungai ini juga memiliki sebuah histori dimana pada jaman kerajaan dahulu wilayah Tegallinggah dikatakan sebagai tempat berlatihnya para tentara perang. Disungai Belong inilah diceritakan para pasukan itu mandi usai menjalani latihannya.

Kelian Banjar Adat Tegallinggah, I Komang Sudanta mejelaskan, salah satu tujuan dan harapan digelarnya upacara “Danu Kertih” ini adalah berharap agar setelah dilaksanakannya upacara ini tidak ada lagi korban jiwa serta mensucikan kembali mata air.

“Harapan kami setelah upacara ini digelar disamping untuk menjaga kesucian mata air juga agar tidak ada lagi korban jiwa dikawasan sungai ini,” ujarnya.

Sudanta juga mengatakan, upacara serupa juga dilakukan disejumlah mata air lainnya yang ada diwilayah Banjar Adat Tegallinggah untuk mensucikan mata air secara niskala.  Bahkan upacara “Danu Kertih” ini juga rencananya kan dilaksanakan secara rutin selama lima tahun sekali diseluruh mata air yang ada diwilayah Banjar Adat Tegallinggah.

Sementara itu, upacara “Danu Kertih” ini dipuput oleh Ida Pandita Rsi Bagawan Muninanda Saraswati. Dalam prosesnya selain menghaturkan sejumlah bebantenan juga dilakukan ritual mulang pekelem diareal Sungai Songan.

Pewarta : Suartawan
Editor : Whraspati Radha